Pada variabel kesehatan, bagaimana saya bahagia menjalani pilihan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan dan anjuran demi menjaga kesehatan. Jaminan kesehatan yang diberikan membuat saya ketika sakit tidak merasa was-was masalah pengobatan. Fasilitas olahraga di sekitar tempat tinggal juga sangat mendukung. Lapangan terbuka, ruang terbuka hijau bahkan tempat rekreasi sebagai hiburan tersedia untuk menjaga kesehatan mental.
Bahagia lainnya menyadari bahwa pakai tabir surya di dalam dan di luar ruangan itu penting salah satu bentuk self happiness buat penulis. Jaman sekarang radikal bebas dimana-mana bos. Kesadaran pakai masker dan cuci tangan yang kebawa-bawa sampai sekarang pasca pandemi.
Sub dimensi sosial
Tahun 2021 total sub dimensi sosial di Provinsi Aceh sekitar 81 %. Adapun variabel yang diukur untuk sub dimensi ini yakni hubungan sosial, keadaan lingkungan, kondisi keamanan, keharmonisan keluarga dan ketersediaan waktu luang.
Bahagia penulis pada hubungan sosial bermasyarakat dengan tetangga, mengaplikasikan rukun tetangga dan rukun warga sehingga tidak pernah menimbulkan kekacauan dalam masyarakat kecil sekitar tempat tinggal. Demikian juga dengan lingkaran sosial yang agak jauh, karena kami dirantau orang. Baik dalam kondisi suka dan duka masih dapat berpartisipasi dalam masyarakat.
Berupaya selalu berempati pada isu-isu keadaan lingkungan yang ada di sekitar. Berpartisipasi aktif jika dibutuhkan (ketika diminta tenaga dan pikiran) maupun sukarela menawarkan diri berpatisipasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penulis sangat menjiwai arti kata mengabdi dalam kewajiban tupoksi sampai terbawa-bawa dalam kehidupan lingkungan sosial masyarakat. Terdengar normatif namun itu bahagia yang terjadi selama ini.
Jika berbicara soal kondisi keamanan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah selama di Aceh kurang lebih hampir 8 tahun saya merasakan sangat aman. Tidak ada perasaan kecemasan, kekhawatiran terhadap keamanan diri dan keluarga. Penulis merasa aman dalam konteks kriminalitas yang rendah dibandingkan di tempat dahulu penulis berasal. Jika dicoba search di google saya pernah menjadi korban penjambretan, berhasil melawan dan selamat Alhamdulillah. Kejadian itu ketika tinggal di Provinsi seberang. Penulis merasa sangat aman dan nyaman dengan penerapan Syariah Islam di Aceh melalui Qanun (Perda).
Bahagia dalam keharmonisan keluarga, tentunya setiap kita selalu ingin bertumbuh dalam keluarga inti. Partner, saya dan anak-anak. Kebahagian tercipta jika masing-masing saling memahami fitrah peran dalam keluarga. Saling menghormati, selalu sedekah senyum, saling mengingatkan, serta satu dan lainnya harmoni dalam aturan keluarga yang ditetapkan bersama. Mana do dan don't semua saling mengingatkan. Bagi penulis sebagai wanita itu bahagia dalam keluarga.
Variabel bahagia yang terakhir dalam dimensi sosial yaitu ketersediaan waktu luang. Bagi penulis, masing-masing anggota keluarga memahami porsi jam kerja, waktu keluarga, dan waktu untuk diri sendiri merupakan kebahagiaan. Sehingga masih banyak waktu luang penulis untuk grounding ke rumput-rumput dengan balitanya, hampir setiap hari harus mengikuti jadwal jalan-jalan ke taman bersama toddler. Kebetulan keduanya senang alam.
Masih banyak waktu pula untuk mengerjakan hobi. Salah satunya dengan menulis. Penulis selalu berdoa untuk tidak menjadi orang yang terlalu sibuk pada urusan dunia. Secukupnya saja.
Oh ya, di Aceh tidak ada bioskop jadi ya sekedar melipir ke kedai kopi itu sudah bahagia buat kami. Balita dan toddler kemana? Ya ikut haha.. tentunya kami pilih kedai kopi tanpa kepungan asap rokok.
***