Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Akumulasi Pestisida Terkendali dengan Biosurfaktan

25 Maret 2023   06:20 Diperbarui: 12 April 2023   11:03 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemakaian pestisida untuk membasmi hama tanaman. (sumber gambar: freepik via kompas.com)

Selalu ada tantangan bagi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di tengah gerusan industrialisasi obat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). 

Saran peralihan gaya hidup dengan konsumsi sayur dan buah-buahan organik tidak sepenuhnya telah terlaksana dengan baik. Kendalanya tidak jauh-jauh dari produk organik di Supermarket cenderung lebih mahal dibanding apa saja yang dijual di Pasar.

Demikian pula yang terjadi di hulu, petani juga masih sangat aktif menggunakan pestisida sintetis. Telah banyak kampanye penggunaan biopestisida untuk OPT namun pada kenyataannya pestisida sintetis masih menjadi primadona.

Menurut penelitian terdahulu, hanya 20 % pestisida yang mengalir mencemari lingkungan melalui aktivitas pertanian. Sedangkan sisanya 80 % berperan pada penghambatan pertumbuhan OPT dan sebagian lagi menjadi residu pada produk pangan.

Karbosulfan salah satu bahan aktif insektisida yang beredar sebagai solusi kimia bagi tanaman terserang serangga. Senyawa ini golongan Karbamat, salah satu jenis pestisida yang sukar terurai di lingkungan. Karbosulfan senyawa dengan struktur hidrokarbon aromatik.

Beberapa penanganan telah dilakukan untuk menetralkan residu senyawa ini pada produk pangan. Salah satunya secara biologi dengan agen biosurfaktan.

Mengenal biosurfaktan

Biosurfaktan dapat dihasilkan oleh makhluk hidup seperti mikroba. Secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu bio dan surfaktan. Bio berarti hidup, surfaktan gabungan beberapa kata dalam bahasa inggris yakni surface active agent (agen aktif permukaan).

Biosurfaktan mampu mengurai senyawa hidrokarbon aromatik pada pestisida. Biosurfaktan jika berada di dalam air maka dapat menurunkan tegangan permukaan air sehingga bahan terlarut seperti Karbosulfan dapat melekat dan diikat secara kimia melalui rantai hidrokarbonnya.

Mudahnya, surfaktan ini sering ditemukan pada produk sabun. Bahan aktif yang dapat mengikat kotoran (berupa minyak/lemak) yang menempel ketika dicuci di dalam air. Surfaktan dapat diproduksi oleh Buah Lerak (Sapindus rarak).

Ilustrasi biosurfaktan. Sumber : freepik.com/olegdoroshenko
Ilustrasi biosurfaktan. Sumber : freepik.com/olegdoroshenko

Selain itu, biosurfaktan juga dihasilkan oleh mikroba. Biosurfaktan dikeluarkan (ekskresi) dari sel mikroba sebagai produk hasil metabolisme. Senyawa ini mampu menyatukan bahan dengan polaritas berbeda, seperti air dan senyawa hidrokarbon ataupun air dan minyak.

Biosurfaktan telah dipabrikasi pada skala industri besar. Tantangannya tentu saja ketersediaan bahan baku. Sudah pasti informasi mengenai agen mikroba yang berpotensi menghasilkan surfaktan sangat penting untuk dieksplorasi.

Biosurfaktan banyak diproduksi dari bakteri yang secara alami hidup pada lingkungan hidrokarbon. Misalnya pada tanah dan laut bekas tumpahan minyak, bekas penambangan minyak bumi dan sebagainya.

Penelitian terdahulu oleh Yunita telah dapat membuktikan aktivitas bakteri penghasil biosurfaktan dalam pengurangan kadar pestisida glifosat.

Aktivitas pengurangan kadar pestisida

Pada penelitian Naibaho dkk bakteri penghasil biosurfaktan dipisahkan dari lingkungan aslinya di Dermaga Pelabuhan Ujung Baru Belawan, Sumatera Utara.

Biosurfaktan diproduksi dengan terlebih dahulu memisahkan bakteri dari lingkungan asalnya. Selanjutnya bakteri dapat diuji potensi dalam mengurai pestisida dengan menambahkan senyawa tersebut pada medium pertumbuhan bakteri.

Bakteri yang tumbuh baik pada paparan pestisida dalam medium laboratorium merupakan hasil skrining awal pencarian kandidat antipestisida. Selain itu melalui uji lanjutan diketahui aktivitas biosurfaktan yang dihasilkan.

Metode yang digunakan untuk emulsifikasi (pembentukan emulsi) setelah mencampurkan kultur bakteri dengan n-heksana dan akuades. Jika terbentuk emulsi maka reaksi positif. Reaksi menandakan bakteri berpotensi menghasilkan biosurfaktan. Produksi biosurfaktan dari bakteri dioptimalkan dengan metode Orsinol.

Hasil  pengukuran  volume  emulsi  biosurfaktan dari 9  isolat bakteri  memiliki  aktivitas  biosurfaktan  yang  berbeda-beda. Biosurfaktan yang diproduksi oleh masing-masing isolat bakteri memiliki  konsentrasi  yang  berbeda-beda juga.

Emulsi yang terbentuk dari percobaan sekitar 5 ml. Emulsi senyawa pestisida yang tidak larut dalam air menjadi ukuran efektivitas biosurfaktan. Aktivitas emulsi di atas tergolong tinggi hal ini dapat disebabkan bakteri mendapatkan faktor tumbuh yang sesuai seperti nutrisi, keasaman lingkungan (pH), suhu dan kadar garam (salinitas) yang memadai.

Produksi biosurfaktan tertinggi dihasilkan mencapai 54,4 ppm dan yang terendah sebesar 1 ppm. Hal ini disebabkan beberapa bakteri mengeluarkan produk metabolisme berupa surfaktan langsung ke medium pertumbuhan namun ada juga yang hanya mengeluarkan dan masih berada di permukaan sel.

***

Mikroba yang terbiasa hidup dalam cekaman lingkungan, beradaptasi dengan baik dengan lingkungan hidrokarbon dari tumpahan minyak misalnya maka secara fisiologis (fungsi sel) berpotensi menjadi agen pengurai senyawa dengan bahan aktif yang serupa. Pestisida contohnya. Pestisida dengan stuktur senyawa hidrokarbon.

Untuk sampai pada tahap aplikasi biosurfaktan ini tentunya dibutuhkan uji lanjutan hingga diketahui keamanan pakainya jika diaplikasikan pada produk pangan.

Apapun yang telah diciptakan yang Maha Pencipta walaupun kecil pasti ada manfaatnya. Manusia sebagai pemimpin di dunia diharapkan terus berinovasi. Bahkan dari sumber tempat tercemar sekalipun, mikroba dapat diekplorasi keberadaannya dan dipelajari potensinya yang mendukung kehidupan manusia.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Referensi

Naibaho, F.G., Priyani, N., Munir, E., & Damanik, N.S. (2020). Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Menggunakan Media yang Mengandung Pestisida Karbosulfan: Isolation of Biosurfactant-Producing Bacteria Using Medium Containing Carbosulfan Pesticide . Jurnal Jejaring Matematika Dan Sains, 2(1), 21--24. https://doi.org/10.36873/jjms.2020.v2.i1.345

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun