Pertama, air dan konservasi daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai meliputi sumber air dari anak sungai, sumber mata air panas, air terjun dan sebagainya.
Kedua, tanah (komunitas mikroba lokal tanah di berbagai aspek kehidupan mengingat pada hutan hujan tropis seperti indonesia memiliki vegetasi berlapis dari mulai pohon berketinggian 30 meter hingga perdu sebagai lapisan akhir).
Ketiga, kawasan gunung berapi (kawasan energi panas bumi) sebagai sumber energi terbarukan
Keempat, intensitas cahaya matahari serta faktor abiotik lainnya terhadap pertumbuhan organisme autotrof di hutan
Kelima, vegetasi pohon, misalnya pohon penyerap karbon dan tumbuhan perintis menandakan sebuah babak baru reboisasi lahan, serta tumbuhan pakan hewan.
Keenam, lahan terbuka hijau di wilayah perkotaan menjadi solusi aforestasi (upaya membuka lahan non hutan menjadi hutan kota) untuk mencegah kepunahan spesies langka yang tidak lagi dapat tumbuh pada habitat aslinya karena kerusakan hutan.
Ketujuh, hewan liar (perilaku hewan dalam merespon keseimbangan maupun kerusakan hutan) serta keberlangsungan hidup hewan pada setiap tingkat trofik terkait ketersediaan bahan pakan.
Kedelapan, kekayaan sumber daya genetik dalam upaya peningkatan kesejahterahan pangan dan kesehatan. Seperti eksplorasi jamur makro endemik pada berbagai habitat di hutan dan kontribusinya menunjang bioprospeksi pangan dan kesehatan.Â
***
Hidup penuh berkesadaran dan tanggung jawab dalam mengeksplorasi hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia sehingga semakin lestari bukan hanya slogan semata.