Tulisan ini diadaptasi dari cerita On Marissa's Mind -Greatmind-
Hidup sederhana bagi peneliti mungkin akan membuat Anda mengernyitkan dahi sesaat. Apa ini? Nah, kita diskusi ya.
Bagaimana pendapat Anda mengenai hidup sederhana? Membosankan atau justru menarik? Banyak filsuf berpendapat hidup sederhana dekat dengan kebermaknaan dan hemat energi. Jika menarik, maka lanjutkan membaca.
Hal ini dapat diterapkan peneliti muda saat memulai menemukan sebuah permasalahan yang direncanakan menjadi topik risetnya. Bekerja efektif dengan mengobservasi hal-hal terdekat yang ditemukan di lingkungan kecil dekat dengan dirinya beraktivitas.
Sebagai contoh permasalahan angka kesakitan (morbiditas) hipertensi yang sedang tinggi saat ini sehingga menjadi penyakit degeneratif utama.Â
Penyakit ini pada lingkungan kecil peneliti ternyata diderita oleh salah seorang anggota keluarga. Peneliti berpikir untuk bergerak dari permasalahan ini.
Ruang fisik, mental dan ruang kalender menjadi kebutuhan mendasar seorang peneliti untuk menyederhanakan hidupnya.Â
Bijaksana dalam memilih permasalahan yang akan dicarikan solusi, tentu saja dengan mempertimbangkan data konkrit permasalahan, urgensi riset dan tinjauan kekinian atas solusi yang ditawarkan.
Menurut psikolog Amy Morin, menyederhanakan hidup dapat dimulai dengan :
1. Rapikan rumah Anda
Pada konteks ini penulis memahami rumah dalam arti luas adalah pikiran, pola pikir. Pola pikir yang terstruktur sebenarnya mempermudah menata hal-hal penting yang direncanakan akan dilakukan dalam riset.
Tidak perlu langsung berpikir wah uang saya akan habis banyak jika uji ini itu kalau saya riset bla bla bla. Padahal riset tersebut memang sedang membutuhkan campur tangan dan pikiran peneliti. Hasil riset Anda memungkinkan tinggi kebermanfaatannya bagi masyarakat.
2. Singkirkan kebiasaan mental yang buruk
Kita batasi ruang lingkup pendapat Morin ini pada aktivitas peneliti. Mental tidak terpuji seorang peneliti menurut pendapat penulis, sering sekali mahasiswa/pembelajar malas melakukan penelusuran mendalam mengenai pustaka terdahulu.
Ini penting dilakukan sebagai studi awal sejauh mana riset pada topik tersebut telah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya.Â
Sehingga terbentuk opini seolah-olah riset ini riset baru, belum pernah diteliti dan kebaharuannya tinggi, padahal tidak seperti itu pada kenyataannya. Dari ilustrasi ini peneliti sudah bermental tidak terpuji.
Hal yang dapat diupayakan dalam mengganti kebiasaan tidak terpuji yakni dengan menyediakan waktu untuk mendalami teori sebagai investasi ketika nanti akan membahas hasil riset.Â
Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa semakin banyak paham teori dan membaca hasil riset orang lain yang setopik menjadi kekuatan peneliti dalam mengungkap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Selain itu juga kemampuan mengganti kebiasaan tidak terpuji tadi dapat meningkatkan kepercayaan diri. Peneliti cenderung percaya diri saat presentasi oral di depan penguji, ketika melaporkan progres dalam logbook riset maupun ketika diskusi dalam seminar dan laporan hasil akhir penelitian.
3. Singkirkan orang-orang beracun
Banyak sekali hambatan ketika seorang peneliti sedang dalam circle yang salah. Distraksi seperti mengerjakan hobi berpanjang-panjang waktu sehingga lalai pada tanggung jawab riset dengan jadwal yang sudah disusun. Jadwal riset harusnya baku, agar waktu tidak semakin mundur dan pada akhirnya akan menunda kegiatan lainnya.
Jangan ragu mengatakan 'tidak' kepada distraksi yang membisik lembut di telinga Anda. Katakan Anda memilih menyederhanakan hidup ketimbang menambah masalah baru karena pekerjaan yang tertunda.
Seyogyanya orang beracun dapat mempengaruhi lingkungan turut beracun.
4. Atur uang Anda
Pendanaan riset sangat penting untuk diatur keluar masuknya. Apalagi jika Anda terikat dengan tanggung jawab laporan keuangan dari pemberi dana hibah. Jika dana riset berasal dari sumber pribadi/orang tua ya tentunya juga harus dibersamai keluar masuknya.
Biasanya seorang peneliti menyusun rancangan anggaran belanja (RAB) kemudian harus menyusun realisasi anggaran belanja. Pos-pos pengeluaran disesuaikan dengan kebutuhan mendesak variabel penelitian.
Pastikan memperkirakan dari mulai pengadaan bahan, sewa alat, biaya uji (jika diperlukan mengirim sampel), biaya analisa data dan publikasi hasil riset Anda sesuai dengan tujuan pengeluaran yang jelas. Sesuaikan dengan batasan kemampuan/sumber hibah Anda.
5. Ambil kendali atas waktu Anda
Waktu adalah sumber daya yang berharga. Friedrich Nietzsche mengatakan seseorang yang tidak memiliki waktu atas dirinya 2/3 bagian maka dia adalah pesuruh/budak.Â
Artinya apa, seseorang fokus menyelesaikan risetnya harus menghabiskan total waktunya 16 jam (konversi 24 jam sehari) berkutat dengan risetnya sisanya tentu istirahat.
Poin dari uraian di atas adalah selalu ada kebahagian dalam kesederhanaan. Menjalani hidup sesuai dengan porsinya, sedang apapun kita. Kata Socrates hidup yang tidak ditelaah maka tidak layak dijalani.
Selamat melanjutkan mencari jawaban atas pemasalahan riset Anda, pecahkan dan siap menjadi orang yang mengukir manfaat.
Terima kasih sudah membaca.
Referensi
https://www.youtube.com/watch?v=94QStWqgUPo diakses 21 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H