Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cempaka Dunia Terancam Punah, Menjaga dan Mencegah Punah dengan Mikrobioma

29 Januari 2023   16:35 Diperbarui: 29 Januari 2023   17:03 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tumbuhan Marga Magnolia tumbuh tersebar di segala penjuru dunia. Di Indonesia sendiri sering disebut tumbuhan Cempaka. Untuk masyarakat Aceh bunga Cempaka merupakan identitas, Bungong Jeumpa.

Bungong jeumpa bungong jeumpa, meugah di Aceh

(Bunga cempaka yang terkenal di Aceh)

Bungong teuleube, teuleube, indah lagoina

(Bunga yang sangat indah rupanya)

Bungong jeumpa bungong jeumpa, meugah di Aceh

(Bunga cempaka yang terkenal di Aceh)

Bungong teuleube, teuleube, indah lagoina

(Bunga yang sangat indah rupanya)

Puteh kuneng.. meujampu mirah

(Warna putih, kuning, bercampur dengan warna merah)

Bungong si ulah indah lagoina

(Setangkai bunga yang indah sekali)

Puteh kuneng.. meujampu mirah

(Warna putih, kuning, bercampur dengan warna merah)

 Bungong si ulah indah lagoina

(Bunga yang sangat indah rupanya)

Potongan syair lagu begitu indahnya dengan perpaduan tarian "Ratoh Jaroe". Biasa ditampilkan pada acara pentas budaya, pembukaan acara pemerintahan dan sebagainya.

Sebaran dan Status Konservasi Marga Magnolia

Persebarannya dari jumlah jenis terbanyak berturut- turut meliputi wilayah Asia timur (120 jenis), Asia selatan dan Asia tenggara (110 jenis), Amerika selatan (77 jenis), Amerika tengah (60 jenis), Kepulauan Karibia (12 jenis), Amerika utara (8 jenis), Eropa (2 jenis), Oceania (1 jenis) dan Asia utara (1 jenis).

Habitat alami tumbuhan berpembuluh ini pada hutan, semak belukar, lahan basah, puncak gunung dan tebing berbatu. Sekitar 35 spesies pada dua tahun terakhir masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan kategori hampir punah (Near Threatened), rentan (Vulnerable), terancam bahaya (Endangered) dan bahaya kritis (Critically endangered) dari total 173 jenis.

Data ini tentu saja menggugah hati kita terhadap kondisi sebenarnya paru-paru dunia. Indonesia sendiri memiliki lebih kurang 28 jenis Magnolia yang tersebar di berbagai pulau.

Tiga diantaranya berstatus hampir punah, rentan dan terancam bahaya kepunahan yaitu Magnolia sumatrana, M. sabahensis dan M. sulawesiana. Sedangkan 71 % lainnya berstatus kekurangan data (data deficient) dan 18 % pada status sedikit perhatian (least concern).

Data ini lagi-lagi menjelaskan kepada kita bahwa masih perlu kajian komprehensif agar celah status kekurangan data dapat dipenuhi dalam upaya konservasi tumbuhan.

Pemanfaatan Marga Magnolia di Tengah Masyarakat

Ancaman yang menyebabkan kepunahan terbesar disebabkan oleh 1) penggunaan komoditi sumber daya hayati yang kurang bertanggung jawab; 2) aktivitas pertanian dan akuakultur, pembangunan perumahan dan komersialisasi, modifikasi alami, perubahan iklim dan cuaca buruk; 3) lini produksi energi dan pertambangan, transportasi dan pelayanan, spesies, gen & penyakit invasif; 4) fenomena geologi, kerusakan oleh sebab ulah manusia dan polusi.

Menelisik tingginya angka penggunaan komoditi sumber daya tumbuhan Marga Magnolia oleh masyarakat dunia dibuktikan dengan penelusuran literatur ilmiah.

Marga Magnolia banyak dimanfaatkan masyarakat dengan mengambil kulit batang sebagai kayu olahan dan kayu bakar, akar, daun, ranting, biji, bunga dan buah sebagai bahan obat tradisional.

Penggunaan ini dengan pertimbangan senyawa fitokimia dan minyak atsiri yang terkandung didalamnya. Aktivitas biologi seperti antimikroba, antioksidan, antidiabetes dan sebagainya.

Eksplorasi tumbuhan ini semakin meluas hingga kalangan industri besar, setelah informasi hasil riset dasar dan aplikasi berhasil dikembangkan.

Tantangan Kelestarian Marga Magnolia

Di sisi lain tantangannya adalah semakin terbatasnya regenerasi sumber daya hayati Marga Magnolia seperti penyerbukan gagal, gugur buah prematur, benih tersapu hujan, hama dan penyakit tumbuhan dan sebagainya menjadi faktor pembatas alamiah meskipun tumbuhan ini dikenal sebagai evergreen plants yaitu tumbuhan yang selalu hijau abadi.

Salah satu upaya dalam melestarikan evergreen plants adalah dengan mempelajari mikrobioma yang tumbuh dan sinergis bersama Magnolia. Mikrobioma membentuk struktur baru yang hilirisasinya mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan itu sendiri, tanpa merusak dan bersifat menimbulkan penyakit.

Penelitian yang Ada

Mikrobioma dipahami sebagai komunitas mikroorganisme yang hidup pada lingkungan bernutrisi di dalam ruang abiotik maupun biotik.

Dapat dicontohkan agar lebih jelas bahwa mikrobioma meliputi mikroorganisme pada rongga tubuh manusia, permukaan organ, organ tumbuhan, hewan, permukaan batuan, tanah, atmosfir, lautan dan sebagainya.

Riset terdahulu oleh Guzman-Trampe pada Tahun 2015 berhasil mendapatkan senyawa bioaktif dari mikrobioma jaringan gabus dan akar tumbuhan Magnolia dealbata Zucc. Studi ini mendapatkan aktivitas biologi seperti antikanker, antimikroba dan anti tripanosidal.

Mikrobioma yang berhasil diperoleh dengan aktivitas terbaik ditinjau dekat kekerabatannya dengan Pseudomonas protegens Pf5 dan Pseudomonas fluorescens CHA0. Beberapa studi pada tumbuhan dalam satu family Magnoliaceae menghasilkan kesamaan/kemiripan senyawa bioaktif yang dimiliki tumbuhan dengan mikrobioma yang sinergis hidup di dalam jaringan tumbuhan.

Pemanfaatan mikrobioma tumbuhan dapat menjadi solusi bagi perkembangan pencarian sumber senyawa obat baru. Tanpa merusak sumber daya hayati, tentunya dengan pertimbangan kelestarian alam dan similaritas senyawa yang terkandung.

Tinggal saja saat ini kita memilih, lestari atau punah? karena keduanya tumbuhan dan mikroba adalah kekayaan hayati kita. Semoga menjadi renungan bagi kita semua.

Referensi

Guzman-Tempre. 2015. Evaluation of the potential bioactivity of an endophytic bacteria isolated from Magnolia dealbata Zucc . Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci. 4(4): 515-525.  

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-aceh/baca-artikel/13736/Bungong-Jeumpa-Keindahan-serta-Kemahsyurannya-bagi-Masyarakat-Aceh.html

https://www.iucnredlist.org/search?query=magnolia&searchType=species. Diakses 2 Januari 2023

Maesaroh, S. and zel, CA. 2021. Biotechnological Approaches for the Improvement of Magnolia Genus Grown in Indonesia. OKU Journal of Natural and Applied Sciences. 4 (2), 186-203.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun