Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh akademisi olahraga kesehatan Harahap dan Pahutar (2017) Â mendapatkan temuan bahwa aktivitas fisik aerobik dan anaerobik tidak berbeda nyata dalam pengaruhnya meningkatkan leukosit dalam darah. Kedua aktifitas ini sama-sama meningkatkan kadar leukosit darah atlet.
Seorang atlet bulutangkis membutuhkan komponen fisik seperti daya tahan, kecepatan, kekuatan, kelincahan, fleksibilitas, koordinasi dan kecepatan reaksi yang baik dalam menanggapi datangnya shuttlecock dari segala arah.
Oleh karena itu dalam kesehariaannya menurut Kusuma dan Jamaludin (2022), seorang atlet bulutangkis membutuhkan 2 jenis latihan dalam satu sesi atau dilaksanakan di waktu berbeda namun tetap keduanya terlaksana yaitu perpaduan circuit training dan crossfit.Â
Pada latihan circuit dibutuhkan lintasan yang cukup luas dan terdapat pengulangan 6-12 post dengan intensitas tinggi. Di sisi lain latihan crossfit mengandalkan beban tubuh seperti pull-ups, sit-ups dan sebagainya atau menggunakan alat resistance training seperti jump rope, dumble, kettlebell, burble, dan sebagainya. Jenis lainnya dapat dilihat lengkap dengan pada laman crossfit.com.
Nah, sekarang kurang lebihnya kita dapat memahami bahwa performa prima atlet bulutangkis di lapangan merupakan muara dari perjuangan latihan rutin yang luar biasa. Tetap semangat pahlawan kami. Pahlawan merah putih.
Sudahkah kita olahraga hari ini?
Referensi
Harahap, N.S., Pahutar, U.P. 2017. Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik dan Anaerobik Terhadap Jumlah Leukosit pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Sains Olahraga Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan. 1(2): 96-104. https://doi.org/10.24114/so.v1i2.7785
http://crossfit.com/ diakses 29 Januari 2023
http://freepik.com/ diakses 29 Januari 2023