Deskripsi buku :Â
Judul          : Sendiri
Penulis         : Tere Liye
Terbit           :  23 September 2024
Penerbit         :  Sabak Grip Nusantara
Jumlah halaman : 318 halaman
Sinopsis buku :
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Lautan bisa mengering. Gunung bisa rata. Benua terpisah, bersatu, dan terpisah lagi. Apalagi cinta pasangan manusia. Sehebat apapun cinta tersebut, pasti akan berakhir. Waktu akan menelannya. Â
Inilah kisah tentang seorang laki-laki usia 70 tahun, yang ditinggal istrinya meninggal setelah begitu lama menikah, menghabiskan waktu bersama-sama. Saat hari itu tiba, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia akan melewati sisa hidupnya? Menjalani hari demi hari? Â
Apakah hidupnya masih seru? Apakah masih ada petualangan spesial baginya. Â
Atau hanya tersisa. Sendiri. Â Â
Review buku :
Susi dikabarkan meninggal secara tiba-tiba. Banyak yang sayang sama Susi  termasuk hewan - hewan.Â
Tidak ada lagi kamera yang terarah. Pagi itu, tiga jam setelah kepergian ibu Susi, antrean pelayat di jalan aspal menelan ludah, menonton  pertunjukan tarian penghormatan burung-burung di atas sana. Itu benar. Ibu Susi memang spesial. (halaman.13)
Semua tentu merasa kehilangan  dan ada satu orang yang belum bisa benar-benar merelakan. Ia adalah Bambang, suami Susi. Lewat burung Beo yang bisa berbicara, Bambang tahu jika ada mesin waktu yang bisa membawanya bertemu kembali dengan Susi. Namun sayang, ia justru menemui sisi utara yang berbeda dengan dunianya. Dari sanalah kisah fantasi itu di mulai. Bambang bertemu dengan Ksatria Pengintai, Putri Rosa dan karakter unik lainnya. Mereka memulai petualangan mencari pintu yang tersegel untuk bisa kembali ke masa lalu.Â
Petualangan yang mereka lalui, benar-benar bisa bikin menguras emosi pembaca, tetapi selain itu juga mengajarkan arti perjuangan, pengorbanan dan kehilangan.  Secara tersirat melalu novel ini penulis Tere Liye memberikan pesan pembelajaran bahwa hidup harus terus berjalan, enggak ada salahnya memang bersedih  atas kepergian orang tersayang, tetapi kita harus belajar ikhlas.
Untuk novel ini termasuk ke dalam genre fantasi romance dan uniknya penulis juga menggabungkan unsur-unsur cerita fabel dan cerita masa depan (futuristik). Penggambaran latar tempat di masa depan, tahun 2050 yang begitu canggih berhasil memberikan kesan yang modern bagi pembaca.
Narasi yang dijabarkan sangat rapih, bahasa yang digunakan mudah dipahami dan memiliki daya memikat. Dijamin pembaca yang membuka dari halaman pertama sampai terakhir tidak akan merasa bosan.Â
'Nak...Jangan terjebak dengan masa lalu. Kita tidak akan bisa memperbaiki masa lalu, tapi.... kamu bisa memperbaiki masa depan. Menemukan keluarga baru, cinta baru....' (halaman.285)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H