Mohon tunggu...
Dian Herlina
Dian Herlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Saya seorang mahasiswi dari Universitas pamulang, Fakultas ilmu komunikasi S1 yang tengah berupaya menggali lebih dalam dunia komunikasi, mengeksplorasi berbagai teori dan praktik yang membentuk cara kita berinteraksi dan menyampaikan pesan, khususnya melalui artikel di media online yang kini menjadi saluran penting dalam berbagi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dengan Hadirnya Handphone, Kehidupan di Masa Kini Tak Lepas dari Ketergantungan pada Genggaman Tangan

18 November 2024   21:38 Diperbarui: 20 November 2024   17:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital ini Handphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, kita selalu menggenggam perangkat ini. Perkembangannya yang pesat membuat handphone bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi juga pusat informasi, hiburan, hingga pekerjaan. Di balik semua kemudahan tersebut, muncul fenomena ketergantungan yang sulit dihindari. Banyak orang merasa cemas atau tidak nyaman jika handphone tidak ada di dekat mereka, Fenomena ini bahkan memunculkan istilah "nomophobia" atau no mobile phone phobia, yang menggambarkan ketakutan berlebihan saat jauh dari handphone .

Ketergantungan ini membawa dampak yang bervariasi. Dari sisi positif, Handphone membawa banyak kemudahan: komunikasi jarak jauh menjadi lebih cepat, pekerjaan bisa dilakukan dari mana saja, dan akses informasi tidak terbatas. Di masa pandemi, handphone menjadi sarana utama untuk belajar dan bekerja dari rumah, menjaga produktivitas meski berjarak fisik. Namun, Ketergantungan Juga Menimbulkan Dampak Negatif

Meski banyak manfaat, ketergantungan pada handphone dapat mengganggu kesehatan. Terlalu sering menatap layar bisa menyebabkan mata lelah, gangguan tidur, dan nyeri leher. Selain itu, penggunaan berlebih dapat memicu kecemasan dan stres. Di sisi lain, fokus pada layar bisa merusak hubungan sosial karena interaksi tatap muka jadi berkurang.

Solusinya tidak selalu dengan menghindari teknologi, melainkan menggunakan handphone dengan lebih bijak. Membatasi waktu layar, menetapkan zona bebas handphone, atau sekadar meluangkan waktu untuk aktivitas offline bisa menjadi langkah kecil untuk mengurangi ketergantungan ini. Teknologi seharusnya menjadi alat yang membantu, bukan justru yang menguasai hidup kita Pada akhirnya, kunci utamanya adalah menemukan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun