Mohon tunggu...
Diva Annisa
Diva Annisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Meninggalkan Bali, menuju Lombok

6 Januari 2018   20:23 Diperbarui: 6 Januari 2018   20:32 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya enggan untuk pergi ke Lombok. Sudah saya bayangkan, yang saya temui pastilah pantai. Bukannya saya tidak suka pantai, tapi bosan juga bila pemandangan pada liburan kali ini sama saja dengan liburan tahun lalu. Tetapi apa boleh buat, saya berangkat atas dasar paksaan orang tua.

Sebelum sampai ke Lombok, pesawat saya menepi dulu di Bali. Kemudian baru saya melanjutkan perjalanan menggunakan Gili Fast Boat ke Pulau Gili Trawangan, Lombok.Setiap kepala dihargai 500 ribu untuk menyebrang dari pelabuhan Padang Bai (bali) ke Pulau Gili Trawangan. 

Harga ini sudah termasuk penjemputan hotel-pelabuhan menggunakan mini-bus. Kami sempat dikutuk oleh supir mini-bus karena terlalu lama keluar hotel, sementara ia harus menjemput penumpang-penumpang selanjutnya. 

Pukul 10 tepat kami sampai di Pelabuhan Padang Bai. Tidak disangka, pelabuhan ini telah penuh diisi oleh wisatawan-wisatawan yang 90 persen nya adalah wisatawan asing. Beruntung kami telah memesan tiket online, sehingga kami tinggal mengikuti arahan supir yang menjemput tadi untuk menukar bukti pembayaran dengan tiket masuk kapal. 

"dermaga, dermaga," teriak seorang bapak dari pos pelabuhan. Itu nama kapal kami, kami berlari kecil menuju dek, tempat kapal-kapal parkir.

Cukup mudah untuk menemukan kapal kami yang bertuliskan D E R M A G A dengan huruf capital. Tetapi untuk masuk, kami harus sedikit wrestling untuk bisa masuk ke pintu kecil kapal yang terletak lebih rendah dari dek pelabuhan.

*to be continued

NB : saya suka menulis, tetapi saya tidak memiliki cukup motivasi untuk melakukannya hehehe. leave a comment below and let me know what you think. if I should continue writing or not. or whatever that pops into your mind whilst you're reading this.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun