"Kecil-Kecilan Yang Penting Bisa Menghidupi Keluarga"
Seperti yang sudah kita ketahui, akhir tahun 2019 lalu ditutup dengan laporan mengejutkan yang dirilis oleh Pemerintah Negara China, bahwa terdeteksinya wabah Virus Corona. Virus Corona ini merupakan wabah virus yang menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia.
Ditengah pandemi virus corona yang sudah kita rasakan selama kurang lebih satu tahun ini sangat berdampak bagi segala tatanan kehidupan, mulai dari kebiasaan baru, dan juga banyak menyembabkan kerugian diberbagai sektor. Salah satu yang paling terdampak adalah sektor Ekonomi. Pada awal virus corona ini menyebar di Indonesia, banyak sekali perkantoran,mall,restoran dan juga pabrik-pabrik yang terpaksa tutup sementara, yang otomatis berpengaruh juga pada penghasilan yang dihasilkan para buruh pabrik dan karyawan nya.
Salah satu buruh pabrik yang terpaksa diberhentikan itu adalah suami dari Ibu Siti. Pada awal suaminya diberhentikan, keluarga beliau mengalami kesusahan ekonomi, belum lagi untuk biaya anak-anaknya sekolah. Kurang lebih dua bulan keluarga beliau kesusahan saat awal-awal pandemi, Namun setelah lebaran tahun 2020, untuk menambah penghasilan dan menunggu kabar jadwal masuk dari pabrik yang tidak tahu kapan, beliau mulai berdagang kupat tahu untuk menambah penghasilan keluarga.
Dengan bermodalkan uang tabungan, beliau membeli semua peralatan seperti gerobak, kompor, bahan-bahan, dan peralatan lainnya. Bapak didin ini sebenarnya tidak memiliki pengalaman berdagang kupat tahu, beliau hanya belajar otodidak melalui media youtube, dan mencoba berkali-kali hingga mulai berjualan dipinggir jalan. Pada awalnya mereka hanya berjualan kupat tahu saja, namun karena lagi dan lagi, kebutuhan keluarga tidak sedikit, Ibu siti pun memutar otak untuk memulai berbisnis yang lain.
"Penghasilan dari pabrik yang tidak seberapa, dan juga tambahan dari jualan kupat tahu, masih saja kurang untuk menghidupi 3 anak yang masih sekolah dan 1 yang masih kecil, belum lagi kebutuhan di dapur juga masih kadang kurang, jadi saya berinisiatif membantu suami dengan jualan Twister Potato ini." Ujarnya.
Kebanyakan yang menjual Twister Potato ini awalnya hanya bisa didapatkan di gerai pasar malam, atau di pasar kaget, tetapi ibu siti berinovasi twister potato ini bisa ditemukan diwarung-warung juga. Dengan minimal 7 hari simpan Twister Potato yang beliau buat masih bisa dikonsumsi dan masih renyah. Beliau juga sangat memperhatikan kemasan, dengan membuat logo, dan menempel stiker rasa yang unik untuk menarik pembeli.
Yang pada awalnya ibu siti hanya seorang ibu rumah tangga biasa, namun karena pandemi, beliau bisa memulai bisnis tersebut.
"ternyata memang ada berkah juga dibalik cobaan pandemi ini" ujarnya
Selain menitipkan produknya di warung-warung, beliau memasarkan produknya ini ke toko snack dipasar juga. Pada akhir bulan tahun lalu, beliau bisa memproduksi 600 pcs per dua hari, tetapi karena sekarang tidak mengirimkan ke toko snack, beliau hanya memproduksi 100-150 pcs tiap hari sabtu saja.
Meskipun Suami Ibu siti sudah lama Kembali bekerja tetapi usaha yang mereka bangun masih berjalan sampai sekarang. Seperti usaha kupat tahu, dan juga twister potato, keduanya masih tetap berjalan, usaha beliau juga dibantu oleh anak-anaknya. Dan terhitung sudah hampir satu tahun beliau berjualan kupat tahu dan sudah sekitar 9 bulan beliau berjualan twister potato.
"meskipun dalam berdagang keuntungan nya tidak seberapa, kadang untung banyak, kadang untung nya kecil, kami memilih untuk melanjutkannya. Karena dari penghasilan inilah, kami bisa menghidupi keluarga kami. "
"Jika hanya mengandalkan dari penghasilan saya (bapak didin) sebagai buruh pabrik , itu tidak akan cukup, karena biaya sekolah pun tidak sedikit. Mengingat pandemi ini belum juga hilang, bisa saja saya diberhentikan lagi sewaktu waktu, tidak ada yang tahu kan." Ujar pak Didin. Â
Maka sebenarnya dalam hal ini pandemi yang banyak menyebabkan kerugian, ternyata pandemi covid-19 ini juga bisa menjadi sebuah berkah dan jalan lain untuk Sebagian orang yang dilakukan dengan cara yang baik dan juga inovasi yang kreatif. Seperti kisah keluarga Bapak Didin dan Ibu Siti ini, mereka berhasil mengatasi masalah dengan cara memulai bisnis yang pada awalnya belum pernah terpikirkan sama sekali.
Ada satu pepatah mengatakan " kalau mau menunggu sampai covid-19 berlalu, kita hanya akan menghabiskan sisa hidup kita hanya untuk menunggu."
Semoga pandemi covid-19 ini cepat berlalu, dan digantikan dengan dunia baru yang aman dan terbebas dari wabah penyakit apapun. Stay healty and happy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H