Mohon tunggu...
Dian Mustika Anggraini
Dian Mustika Anggraini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Pura-pura 'Bodoh', Itu Perlu

30 Mei 2014   18:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kurikulum 2013 saat ini menerapkan teori konstruktivisme. Teori ini menekankan kepada siswa untuk membangun konsep sendiri secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka punya. Murid akan menyesuaikan pengetahuan diterima dengan pengetahuan yang sudah ada untuk membina pengetahuan baru. Disini guru hanya sebagai fasilitattor saja, guru sebagai penghantar materi untuk diterima siswa bukan mengintervensi (mencampuri) materi.

Individu tidak menyerap sembarang ilmu yang disampaikan oleh gurunya. Mereka memilah dan memilih sesuai dengan pengetahuan yang mereka dan pengetahuan yang telah mereka terima untuk membuat pengetahuan baru dengan bantuan interaksi sosial bersama temannya yang lebih mampu atau guru.

“Teori Konstruktivisme mengajak guru untuk tidak mencekoki murid dengan pemikiran guru. Berikan masalah – masalah yang menarik bagi mereka. Biarkan mereka berpikir untuk menemukan solusinya tanpa ada saran dari guru. Jika murid bertanya kepada guru, katakanlah bahwa kamu tidak tahu jawabannya. Walaupun sebenarnya guru mengethuinya. Jangan takut jika mereka diam di waktu yang lama. Sesungguhnya mereka sedang berpikir bagaimana untuk mnyelesaikan masalah tersebut”. Itulah yang dikatakan oleh seorang Postman dan Weingartner pakar dari teori pembelajaran.

Teori ini membuat guru seakan – akan ‘bodoh’ ketika siswa bertanya kepada mereka. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak bergantung kepada guru dan mereka dapat membangun konsep sendiri. Ilmu yang dibangun secara pribadi lebih matang atau mendalam ketimbang ilmu yang din=berikan oleh orang lain secara Cuma-Cuma. Itulah alasan mengapa pemerintah memberlakukan teori konstruktivisme dala Kurikulum 2013. Tujuan dari K.2013 adalah membuat siswa mengetahui lebih dalam apa yang sedang mereka pelajari dan akan didapatkan. Namun, masih banyak kekurangan dari kurikulum ini yaitu kurang kesiapan dari pihak guru sendiri. Mereka masih menginervensi materi yang akan mereka berikan kepada siswa. Sesungguhnya materi atau ilmu tak perlu di intervensi, guru hanya perlu untuk mengantarkan siswa ke materi yang ingin diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun