Gen A merupakan generasi paling akrab dengan internet sepanjang masa dan tidak lepas dari gadget. Sementara itu, anak-anak usia 10-12 tahun yang sedang menginjak usia pubertas mulai mendapatkan independensinya dalam penggunaan gadget, namun kondisi emosinya masih berfluktuatif untuk mencoba berbagai hal. Hal ini tentu saja tidak menutup kemungkinan gadget dan internet tidak hanya memberikan manfaat dan dampak positif, tetapi juga dampak dan efek negatif.
Oleh karena itu, perlu memberikan edukasi kepada siswa yang akan menginjak usia pubertas mengenai karakteristik, tantangan dan tanggung jawab yang mulai dirasakan pada tahap perkembangan tersebut. Memberikan edukasi kepada mengenai fitrah seksualitasnya, karakteristik perubahan fisik dan emosional yang dihadapi pada masa pubertas, menyikapi tantangan di masa pubertas menjadi topik-topik seminar yang dirasa perlu oleh pihak sekolah untuk diberikan kepada anak-anak. Edukasi ini diharapkan dapat menghindarkan anak-anak dari pengaruh negatif gadget dan internet, terutama berkaitan dengan konten-konten pornografi dan memecah belah.
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana dan Sekolah Dasar EXISS ABATA bekerja sama memberikan edukasi persiapan akil baligh kepada siswa-siswa kelas 6. Â Edukasi kepada anak-anak yang akan memasuki usia pebuertas dilakukan dengan memberikan informasi mengenai tanda-tanda perubahan fisik sekunder dan primer yang dipengaruhi oleh perkembangan hormon. Perubahan tersebut membawa dampak fisik, psikologis dan kesehatan anak (Papalia, Olds & Feldman, 2008). Materi diberikan dengan metode ceramah dua arah, yaitu pemateri menyampaikan materi secara bertahap dan mengajukan pertanyaan kepada peserta mengenai pengalaman pribadinya yang sesuai dengan materi tersebut. Pada saat sesi berbagi pengalaman, peserta antusias mengangkat tangan untuk dipilih menceritakan pengalaman pribadinya.
Berdasarkan evaluasi pemahaman peserta terhadap materi pelatihan yang diukur pada saat sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa pengetahuan dan penerimaan peserta meningkat setelah mengikuti pelatihan. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan juga menunjukkan bahwa peserta puas dengan kegiatan yang diselenggarakan dan berpendapat bahwa topik yang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan peserta dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan waktu yang disusun, peserta dapat mengikuti kegiatan selam waktu berlangsung dan meninggalkan ruangan satu persatu dengan tertib setelah menyelesaikan pos tes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H