Misalnya, ketika kamu sedang mengerjakan proyek kreatif seperti membuat startup, pada awalnya kamu butuh banyak ide segar (divergen). Tetapi, saat harus mengeksekusi dan menjalankan bisnis tersebut, kamu perlu fokus dan terstruktur (konvergen).
Menemukan Keseimbangan
Menjadi anak muda yang sukses berarti bisa menyeimbangkan pemikiran divergen dan konvergen. Kamu bisa kreatif dan menghasilkan banyak ide, tapi juga tahu cara menyaring dan fokus pada ide yang paling menjanjikan.
Bagi para anak muda, alangkah baiknya untuk mendahulukan pemikiran yang konvergen. Pada usia muda, kecenderungan untuk labil bisa menyebabkan kita berubah keputusan dalam waktu yang sangat singkat. Pemikiran divergen dapat memperkuat kelabilan tersebut. Namun, dengan pemikiran yang konvergen dan fokus pada satu tujuan, kita akan lebih mantap. Setelah menemukan tujuan dan pemikiran kita cukup dewasa untuk memproses semua tujuan tersebut, barulah kita bisa mengembangkan pemikiran divergen. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang yang serbabisa dan mampu beradaptasi dengan perubahan dunia, sambil tetap memiliki satu fokus utama dalam hidup.
Jadi, apakah kamu lebih suka menjadi divergen yang penuh ide atau konvergen yang fokus dan efisien? Temukan keseimbangan yang tepat untuk dirimu dan gunakan kedua jenis pemikiran ini untuk mencapai hal-hal besar dalam hidupmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H