Tim KKN Universita Sebelas Maret (UNS) bekerjasama dengan Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, melakukan sosialisasi tentang manajemen Kesehatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja tim KKN UNS pada Rabu (11/02) yang bertempat di Balai Desa Pelemrejo Andong, Boyolali. Acara ini secara resmi dibuka oleh Kepala Desa. Dalam sambutannya, kepala desa menguraikan tentang kondisi peternak sapi di Desa Pelemrejo dan adanya kemungkinan tindak lanjut acara ini dalam jangka panjang.
Desa Pelemrejo, merupakan salah satu desa di Kabupaten Boyolali, tepatnya di Kecamatan Andong. Sebelum dilakukan penyuluhan, dilakukan terlebih dahulu survei kondisi ternak sapi di masyarakat Pelemrejo, yang dilakukan oleh mahasiswa KKN. Octovaldo adalah salah satu mahasiswa yang terlibat dalam penggalian data awal. Hasil survey menunjukan kondisi kandang sapi yang belum memiliki lokasi penyimpanan pakan yang bersih, kotoran sapi yang banyak menumpuk di belakang kandang, serta minimnya tindakan sanitasi pada kandang dan ternak. Selain itu, ditemukan beberapa sapi yang terlihat tidak sehat dengan ciri-ciri kurus dan sayu. Beberapa penyakit yang berhasil diidentifikasi pada survey awal, ditemukan penyakit, kulit, mata dan cacingan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peternak dalam melaksanakan manajemen kesehatan sapi potong dengan menggunakan metode penyuluhan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Group Riset Reproduksi dan Pemuliaan Ternak. Menurut ketua group riset tersebut, Sigit Prastowo, kegiatan ini sebagai bentu diseminasi pengetahuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Khusunya pada tema kesehatan ternak sapi potong.
Tampil sebagai pemateri adalah drh. Sunarto, M.S. dibantu drh. Dian Meididewi Nuraini. Drh. Sunarto menyampaikan materi tentang tata laksana kesehatan ternak sapi. Menurutnya, dinegara yang beriklim tropis seperti Indonesia, banyak ragam penyakit ternak yang dapat bersumber dari bakteri, virus, jamur dan agen lainnya. Hal ini perlu penanganan serius agar ternak dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik, sehingga mampu  memberikan keuntungan bagi peternak. Sebaliknya apabila ternak sakit, maka produktivitasnya akan menurun, menurunkan harga jual dan akhirnya merugikan peternak.
Melalui penyuluhan, peternak diharapkan mendapatkan tambahan pengetahuan dalam tata laksana kesehatan hewan di perternakan masing-masing dalam mengidentifikasi sapi sakit, menjaga higienitas dan sanitasi kandang, pemberian obat cacing teratur, serta pemberian obat yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H