Mohon tunggu...
Dian Mandasari
Dian Mandasari Mohon Tunggu... Pegawai BUMN -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini dan Ojek Wanita, Sama-sama Anti Mainstream

22 April 2016   06:47 Diperbarui: 22 April 2016   07:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartini… adalah seorang wanita Indonesia yang menginspirasi banyak wanita di Indonesia. Pemikirannya anti-mainstream saat itu, yakni ingin membebaskan belenggu perempuan dari budaya yang ‘saklek’ dan menginginkan perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang baik semasa hidupnya.

Jaman sudah berubah. Berbeda di saat Kartini hidup, ia perlu berjuang keras agar wanita tidak hanya mengurusi soal dapur saja. Sekarang, wanita bebas menentukan jalan hidupnya, baik untuk bisa mengenyam sekolah tinggi ataupun bekerja di luar rumah.  

Pemikiran anti-mainstream ternyata bisa kita lihat pula dari kehidupan dua orang wanita yang terbiasa mencari sesuap nasi di jalanan. Memang bukan di bidang pendidikan, melainkan mereka memilih menjadi supir ojek motor (ojek) demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

[caption caption="Angga (atas) dan Weni (bawah) pantang mengenal lelah menelusuri jalanan Ibukota. (Foto: Dok Pribadi)"][/caption]Ojek sendiri identik dengan pekerjaan pria dan dianggap cukup kasar karena berhubungan dengan jalanan. Tapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Angga (30) dan Weni (48) untuk menyambung hidupnya di salah satu kota besar Indonesia.

Angga yang bekerja di perusahaan penyedia layanan ojek (Gojek) adalah seorang supir ojek wanita full time. Ini membuktikan bahwa fisiknya kuat untuk menembus jalanan kota Jakarta. Pernah pula 25 km dilaluinya dari Pluit hingga Pasar Minggu.

[caption caption="Ibu Weni saat sedang mengojek dan menelusuri jalan Palmerah. (Foto: Dok Pribadi)"]

[/caption]Berbeda dengan ibu empat anak ini. Weni cukup ngojek hingga petang hari. Ia pun mulai berangkat sehabis mengantarkan anaknya sekolah. Alasannya ngojek,  tidak lain karena ingin bisa menyekolahkan anaknya ditambah membantu suami yang sebentar lagi pensiun.

Perjuangan mereka patut diacungi jempol. Memang tidak sedikit wanita yang bekerja menyambung hidup mereka dan kelurganya. Tetapi hal ini menjadi sesuatu yang tak lazim bagi Angga dan Weni yang rela membelah setiap sudut jalanan ibukota.

Ya, ini jamannya wanita bebas menentukan pilihan hidupnya.

Selamat Hari Kartini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun