Mohon tunggu...
Dian Makruf
Dian Makruf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis dalam khayaL dan realita. Ketika imaJinasi menjadi sangat sederhana :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bidimensi

14 November 2011   16:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika Esa mengetuk usia, mungkin asa sedang dipertaruhkan.

Candrasengkala spontan menjelma cambuk, korpulensi dosa pekat di tiap teguk.

Bermula dari segumpal darah, dan debu suci.

Saling bertentangan bagai paradoks arti, saling beriringan bagai muradif kata.


Pun diri, kopolimer versus malaikat dan iblis.

Meredam menghujam dalam satu ketergantungan.

Aku Malaikat, dengan segala nukleus kebajikan.

Aku Iblis, yang tak kuasa menghalau vibrasi kemunafikan.


Lalu, eksistensi menjelma domansi.

Drama borjuis seketika berubah moralis.

Begitu absurd dan mini-diksi.


*diam*


Selintas resah seorang fulan,

Mungkin Dia Yang Tunggal sedang bermain kata

Sementara kita, Dualisme dalam kubangan dogma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun