Mohon tunggu...
dian kusumanto
dian kusumanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Prospek Aren di Tengah Gonjang Ganjing Kelapa Sawit

25 Agustus 2012   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya produk kelapa sawit sangat fleksibel pada industri hilirnya. Namun sayang, di Indonesia industri hilir kelapa sawit masih belum sehebat hasil CPOnya, sehingga nilai tambahnya belum sehebat yang dirasakan oleh negeri tetangga kita, meskipun jumlah produksi CPOnya sama atau bahkan sudah lebih besar. Inilah yang mungkin menyebabkan gonjang-ganjing harga terjadi. CPO adalah barang ekspor untuk bahan mentah untuk berbagai industri hilir di luar negeri. Indonesia sangat terpengaruh oleh keadaan industri pengolahan CPO di luar negeri, krisis ekonomi menyebabkan permintaan CPO menurun drastis, maka berakibat pada harga CPO yang merosot tajam.

Barangkali kondisi gejolak harga tidak akan terlalu parah seandainya CPO itu lebih banyak diolah di dalam negeri. Tumbuhnya industri besar dan industri menengah dan kecil di bidang pengolahan TBS dan CPO (industri Oleo pangan, Oleo Industri, Industri berbahan baku oleo kelapa sawit sampai dengan industri bio energi), akan mengungkit produktifitas dan aktifitas ekonomi riil yang berdampak sangat luas. Namun sayang keadaan itu belum seluruhnya terjadi di daerah-daerah penghasil minyak kelapa sawit di Indonesia. Harusnya palm oil cluster industry muncul di mana-mana sentra perkebunan kelapa sawit itu berada.

Belajar dari kekurangan-kekurangan pada program pengembangan komoditi kelapa sawit di atas, menjadi pelajaran untuk program pengembangan Aren di berbagai daerah se Indonesia. Artinya Aren cluster industry harus menyatu dalam pengembangan perkebunan Aren. Dalam sekala kecil pun seharusnya kita juga mengarahkan perkebunan Aren berkembang diiringi dengan industri pengolahan Aren terpadu. Harus ada alur proses dan alur kemitraan dari perkebunan yang dikelola masyarakat, pekebun kecil dan menengah dengan industri pengolahan yang berskala kecil, menengah sampai besar.

Justru disinilah peran pemerintah di Pusat sampai di daerah-daerah, yaitu memayungi seluruh stake holder dalam skema kebersamaa dalam menghadapi situasi pasar global. Jangan sampai terjadi, bahwa pemerintah daerah sampai pusat malah yang membuat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan iklim investasi komoditas dengan regulasi-regulasi yang kontra produktif.

Bagaimana peran dan potensi Aren?

Di beberapa tulisan terdahulu potensi ekonomi Aren sudah banyak ditulis, bahkan potensinya dapat mengungguli berbagai komoditi sejenis lainnya, bahkan mengungguli komoditi kelapa sawit. Kelapa sawit bisa jadi paling unggul dibandingkan komoditi sejenisnya (seperti tabel di atas). Namun bagaimana kalau dibandingkan dengan Aren? Mari kita hitung dimana keunggulan-keunggulan potensial dari Aren dibandingkan kelapa sawit.

Tabel jenis komoditi, hasil olahan, produktifitas (per hektar per tahun) dan nilai devisa yang dihasilkan.

Komoditi ---------Hasil Olahan --Provitas (/ha/th) --Harga (Rp/kg) --Nilai (Rp/ha/th)

Kelapa Sawit -----TBS ------------15 – 25 ton ------------1.000 -------------15 – 25 juta
----------------------------------------------------------------- 750 --------------11,25 – 18,75 juta
------------------------------------------------------------------500 --------------7,5 – 12,5 juta
----------------------CPO ------------3 – 5 ton --------------6.000 -------------18 – 30 juta
----------------------------------------------------------------4.000 -------------12 – 20 juta
----------------------------------------------------------------3.000 --------------9 - 15 juta
----------------------------------------------------------------2.000 --------------6 - 10 juta

--------------------Biodiesel --------3 – 5 ton -------------4.000 -------------12 – 20 juta
----------------------------------------------------------------5.000 -------------15 – 25 juta
----------------------------------------------------------------6.000 -------------18 – 30 juta

Aren -------------Gula Aren -------36 – 72 ton ----------4.000 -------------124 – 248 juta
------------------(Gula Putih) ----------------------------- 5.000 -------------180 – 360 juta
---------------------------------------------------------------- 8.000 ------------248 - 496 juta
---------------------------------------------------------------10.000 ------------360 – 720 juta
------------------Bioethanol -------21,6 – 43,2 ton ------- 6.000 ------------129,6 – 259,2 juta
---------------------------------------------------------------- 8.000 ------------172,8 – 345,6 juta
--------------------------------------------------------------- 10.000 ----------- 216 - 432 juta
--------------------------------------------------------------- 12.000 ----------- 259,2 – 518,4 juta

Di lihat dari estimasi potensi hasil devisa dari tabel di atas, maka pada hitungan yang paling rendah di Aren dibandingkan yang paling tinggi di kelapa sawit, keunggulan Aren masih jauh lebih besar. Potensi hasil nilai rupiah kelapa sawit tertinggi adalah Rp 30 juta/ha/tahun, sedangkan Aren pada nilai terendah Rp 124 juta/ha/tahun. Bisa dikatakan perbandingan nilainya adalah 1 berbanding 4, kelapa sawit 1 dan Aren 4. Jadi Aren punya potensi ekonomi paling rendah adalah 4 kali lipatnya kelapa sawit. Kalau dibandingkan dengan nilai tertinggi Aren yang mencapai Rp 518 juta, maka angka perbandingannya menjadi 1 : 17, artinya keunggulan Aren adalah 17 kali lipatnya kelapa sawit.

Angka-angka di atas masih bisa disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi sebenarnya, artinya fluktuasi nilai kelipatan itu bisa sangat bervariasi. Silakan disesuaikan dengan angka-angka asumsi yang berlaku pada keadaan lainnya. Namun yang jelas prospek Aren terbukti masih lebih unggul dinilai dari potensi hasil dengan asumsi-asumsi sementara yang terjadi sekarang ini. Tetapi bagaimana kalau kondisinya sudah berubah.

Pada saat Aren sudah berkembang dengan pesatnya nanti, mungkin pada hitungan 10 sampai 15 tahun lagi, pada saat perkebunan Aren sudah mencapai puluhan ribu bahkan ratusan ribu hektar. Nanti komoditi Aren akan bersaing dengan komoditi lain di pasar dunia. Industri gula dunia akan mengalami pergolakan dan dinamika yang cukup hebat. Aren sebagai komoditi penghasil gula paling potensial akan bersaing dengan komoditi tebu, jagung, bit, ubi-ubian, sorgum, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun