Mohon tunggu...
Dian Kusumaningsih
Dian Kusumaningsih Mohon Tunggu... -

PGSD UNJ 2014

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melangkah Bersama Menggapai Cita Bangsa

18 April 2015   23:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar kedua di dunia. Dapat dibayangkan bukan betapa besar dan luasnya Negara ini. Tak hanya itu, negara kaya dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya dari sabang sampai merauke, kebudayaan, suku, ras, dan agama yang beragam.
Dari penjabaran tersebut, jelas negara ini memiliki potensi besar untuk menjadi sebuah negara yang “besar”(red:maju). Jika saat ini Indonesia masih menyandang satutus sebagai negara yang berkembang, tentu sangat disayangkan dengan segala potensi yang dimiliki oleh negara ini. Namun, sebuah negara “besar” tidak serta merta instan menjadi “besar” seperti saat ini tanpa adanya visi dan misi penggerak yang akhirnya menjadikan mereka berdiri tegak seperti saat ini. Indonesia bukan tidak mempunyai visi dan misi penggerak dalam mencapai tujuan tersebut, melainkan karena sosok teladan di negara ini yang tak menampakkan figur teladan yang sepatutnya bahkan menjelma menjadi figur yang haus kekuasaan bahkan tak hanya itu, sosok-sosok penggerak di negara ini pun kini masih terlelap dalam pangkuan globalisasi yang semakin tak terarah.
Jika menilik sejarah negara ini, banyak inspirator juang pemuda-pemuda kala itu yang dapat menjadi teladan kita kini dalam memperjuangkan satunya negara ini dari segala perbedaan (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928), penculikan tokoh tua ke Rengas Dengklok (detik-detik kemerdekaan Indonesia), Sejarah menuliskan bahwa kegelisahan para pemuda Indonesia lah yang tidak sabar menunggu negara ini merdeka karena tangan mereka sendiri. Tak hanya itu, pada tahun 1998 sebuah pemerintahan kuat pun dapat jatuh karena gerakan para mahasiswa melawan kedzaliman pemerintahan pada saat itu.
Begitu banyak problematika di negara ini, hingga berkali-berkali berganti pemerintahan pun sang pemimpin negara ini belum dapat mewujudkan negara ini menjadi seperti yang semua rakyat ini inginkan. Alih-alih mewujudkan keinginan rakyat, untuk mewujudkan visi misinya saja harus bersiteru dengan kepentingan elite tertentu. Tak berbeda dengan wakil rakyat kita yang kini lebih disibukkan dengan beradu kepentingan dan memikirkan hak dirinya sendiri dalam menerima tunjangan dengan segala fasilitas yang lengkap sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai wakil rakyat. Sampai kapan pemimpin negara kita akan seperti ini? Apakah kita hanya berdiam ketika hak kita sebagai rakyat di dzalimi? Dan apakah kita hanya akan menunggu pemimpin yang bisa mewujudkan tujuan bangsa ini nanti?
Tentu tidak, bukan? Kita pemuda. Kita mahasiswa. Kita rakyat Indonesia. Dan kita pun punya peran. Jadi kita berhak dan wajib menentang kedzaliman tersebut. Bukan hanya diam dan mengomentari namun tanpa tindakan.

Ingatlah! Sebuah negara yang sedang kita tapaki saat ini bukan hanya sekedar negara yang berdiri dari belas kasih sang penjajah gagah, melainkan berdiri karena keberanian pemuda-pemuda bangsa ini yang dengan gagahnya memperjuangkan harga diri ( kemerdekaan) negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun