Mohon tunggu...
Dian Kusumaningsih
Dian Kusumaningsih Mohon Tunggu... -

PGSD UNJ 2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melangkah Bersama Menggapai Cita Bangsa

20 April 2015   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosok Penggerak

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar kedua di dunia. Dapat dibayangkan bukan betapa besar dan luasnya Negara ini. Tak hanya itu, negara kaya dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya dari sabang sampai merauke, dari darat hingga dasar laut, serta keanekaragaman hayati non hayati dan kebudayaannya pun menjadi corak khas dari negara ini.

Dari penjabaran sebelumnya, jelas negara ini memiliki potensi besar untuk menjadi sebuah negara yang “besar”(red:maju). Jika saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai negara yang berkembang, tentu sangat disayangkan dengan segala potensi yang dimiliki oleh negara ini. Namun, sebuah negara “besar”tidak serta merta instan menjadi “besar” sepertisaat ini tanpa adanya visi dan misi penggerak yang akhirnya menjadikan mereka berdiri tegak seperti saat ini. Indonesia bukan tidak mempunyai visi dan misi penggerak dalam mencapai tujuan tersebut, melainkan karena sosok teladan di negara ini yang tak menampakkan figur teladan yang sepatutnya bahkan menjelma menjadi figur yang haus kekuasaan bahkan tak hanya itu, sosok-sosok penggerak di negara ini punkini masih terlelap dalam pangkuan globalisasi yang semakin tak terarah.

Jika menilik sejarah negara ini, banyak inspirator juang pemuda-pemuda kala ituyang dapat menjadi teladan kita kini dalam memperjuangkan satunya negara ini dari segala perbedaan (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928), penculikan tokoh tua ke Rengas Dengklok (detik-detik kemerdekaan Indonesia), Sejarah menuliskan bahwa kegelisahan para pemuda Indonesia lah yang tidak sabar menunggu negara inimerdeka karenatangan mereka sendiri. Tak hanya itu, pada tahun 1998 sebuah pemerintahan kuat pun dapat jatuh karena gerakan para mahasiswa melawan kedzaliman pemerintahan pada saat itu.

Begitu banyak problematika di negara ini, hingga berkali-berkali berganti pemerintahan pun sang pemimpin negara ini belum dapat mewujudkan mimpi besarnya untuk menjadi seperti apa yang diidamkan rakyatnya. Alih-alih mewujudkan keinginan rakyat, untuk mewujudkan visi misinya saja pemimpin negara ini harus bersiteru dengan kepentingan elite tertentu. Tak berbeda dengan wakil rakyatnya yang kini lebih disibukkan dengan beradu kepentingan dan memikirkan hak dirinya sendiri dalam menerima tunjangan dengan segala fasilitas yang lengkap sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai wakil rakyat. Lalu sampai kapan pemimpin negara kita akan seperti ini? Apakah kita hanya berdiam ketika hak kita sebagai rakyat didzalimi? Dan apakah kita hanya akan menunggu pemimpin yang bisa mewujudkan tujuan bangsa ini nanti?

Tentu tidak, bukan? Kita pemuda. Kita mahasiswa. Kita rakyat Indonesia. Dan kita pun punya peran. Jadi kita berhak dan wajib menentang kedzaliman tersebut. Bukan hanya diam dan mengomentari namun tanpa tindakan.

“Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik” (Ali Bin Abi Thalib)

Hai, Pemuda Bangunlah dari tidurmu yang lelap!

Sudah saatnya kini kita bertindak bukan lagi hanya berteriak tak tertanggap.

Ingatlah! Sebuah negara yang sedang kita tapaki saat ini bukan hanya sekedar negara yang berdiri dari belas kasih sang penjajah gagah, melainkan berdiri karena keberanian pemuda-pemuda bangsa ini yang dengan gagahnya memperjuangkan harga diri (kemerdekaan) negara ini.

Berdirilah! Dan songsong kedzaliman sang pemangku kekuasaan.

Kitalah kini yang berperan, sebagai penggerak dan penentu maju mundurnya asa peradaban.

Mari teguhkan hati satukan jiwa, Melangkah Bersama Menggapai Cita Bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun