Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Barangkali T'lah Habis Kata

23 Desember 2013   23:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kemarin, tanggal 22 Desember 2013, tepat usiamu 74 tahun. Sengaja kukumpulkan kakak-kakak agar dapat sekadar berdoa bersama, semoga engkau diberi kesehatan oleh Allah SWT. Kulihat, betapa bahagianya engkau, melihat anak-anak  berkumpul lengkap.  Kulihat betapa matamu sangat berbinar menikmati momen ini. Ah, Ibu, maafkan aku karena nyaris tak pernah membuatmu bahagia. Padahal, bahagiamu sangatlah sederhana. Maafkan kami, Bu.

Bu, barangkali yang kukatakan ini dapat sedikit membahagiakanmu. Bahwa aku ingin senantiasa mewarisi dedikasimu dalam mendidik murid-muridmu. Puluhan tahun engkau mengajar, dalam kehidupan sederhana, bahkan rumah pun baru kaupunya menjelang pensiun. Namun, engkau tak pernah mengeluh ketika harus menampung murid-muridmu yang  latihan jelang lomba. Meskipun tak ada honor dari sekolah, engkau tulus ikhlas mendidiknya,  Bahkan jajan dan uang saku pun kausediakan untuk murid-muridmu. Sungguh, sebuah ketulusan yang susah dicari tandingannya, bahwa yang kauharapkan adalah prestasi anak-anak didikmu. Sebuah prestasi yang melahirkan kebanggaan bagi seorang guru. Kuharap, aku dapat mengikuti jejak langkahmu dalam mendedikasikan diri bagi kemajuan anak didik, Bu.

Bu, melihatmu masih tegak berdiri di usia 74 tahun ini adalah berkah yang tak terkira bagiku, juga bagi anak-anakmu yang lain. Lihat, ketika orang-orang seusiamu sudah terbungkuk-bungkuk termakan osteoporosis, engkau masih gesit bermain dengan cucu-cucumu, memberikan mereka kasih sayang yang terkadang juga tak sempurna kami curahkan. Melihatmu yang masih punya ingatan yang sangat tajam, adalah sebuah hal yang sangat kami syukuri, mengingat banyak orang yang usianya lebih muda darimu sudah terserang penyakit pikun.  Melihatmu tetap sehat meskipun mata sudah tak lagi awas, gigi sudah mulai tanggal, dan rambut sudah hampir semuanya memutih adalah kebahagiaan kami, karena dengan demikian kami tak akan kekurangan perhatian dan kasih sayang, yang senatiasa kaulantunkan dalam doa-doa setelah salatmu. (Ah, betapa egoisnya, kami tak pernah melimpahimu kasih sayang, tetapi senantiasa mengharapkannya darimu)

Barangkali memang telah habis kata untuk berterima kasih padamu, Bu. Tapi kami bersyukur atas nikmat-Nya sehingga sampai setua ini kami masih bisa menikmati hangatnya kasih sayangmu. Hangatnya kasih sayang seorang ibu yang terpancar dari perhatian-perhatian yang tak pernah lekang, dari doa-doa yang selalu terpancar.

Harapanku, Bu, senantiasaah engaku bahagia dengan hari-harimu kini, meskipun kutahu masa lalumu bukanlah masa lalu yang cukup menyenangkan. Kuakan mencoba untuk membahagiakanmu, Bu, mencoba membantumu mewujudkan satu-satunya mimpimu yang belum tercapai, yaitu menunaikan ibadah haji. Semoga Allah senantiasa memberimu kesehatan jiwa dan raga sehingga ketika saatnya berangkat nanti engkau bisa melaksanakan semua rukunnya dengan sempurna. Meskipun ketika itu usiamu sudah mencapai 75 tahun, dengan pertolongan Gusti Allah, kuyakin semuanya akan dipermudah. Tetap sehat, ya, Bu. Semoga semakin sabar dalam menjalani hari-harimu. Aku bertekad untuk tak lagi menyia-nyiakan kebersamaan denganmu yang demikian berarti ini. Jangan lupa doamu untukku juga, ya. (Ah, aku lupa, bukankah doamu bagi anak-anakmu sudah serupa mantra bagimu?)

Kado ulang tahun untuk ibuku.

22 Desember 1939-22 Desember 2013.

Semoga tetap sehat dan senantiasa bahagia.

Dianingtyas Kh.  Nomor 109

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Hari Ibu.

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun