Kusniah, demikian nama pedagang Ayam Serundeng ini. Bersama Pranata sang suami yang dengan setia mendamping sang istri berjualan bahkan juga bertugas sebagai "kasir" yang menerima pembayaran dari para pembeli dagangan mereka.
Menurut kisahnya saat kami ajak ngobrol, pak Pranata maupun ibu Kusniah yang saling bantu menceritakan kisah perjalanan bisnis mereka, merceritakan bahwa usaha mereka ini bermula sejak tahun 2002, dengan menjajakan barang dagangan mereka di sekitar pertokoan Pasar Baru.
Mengasong ini mereka jalani selama 3 tahun. Setelah dikenal oleh warga maupun pedagang serta pengunjung, akhirnya mereka mulai membuka lapak di jalan sisi belakang gedung Harco Pasar Baru.Â
Menghabiskan 10 ekor ayam sehari, mereka mulai buka pukul 4 sore. Karena sudah cukup dikenal dan juga karena masakan Ayam Serundeng mereka cukup enak, hanya dalam waktu 2 jam dagangan mereka pun ludes diserbu pembeli. Karena masakan ayam serundeng mereka ini sudah cukup dikenal, sering juga mereka mendapat pesanan untuk hajatan.Â
Dari hasil berdagang Ayam Serundeng ini, pasangan suami istri yang berasal dari Cirebon dengan tiga anak ini berhasil menuntaskan sekolah anak mereka hingga jadi sarjana. Malah anak bungsu mereka yang bernama Seno Aji, saat ini berhasil mendapat beasiswa dan telah 5 tahun berada di Jepang dengan berhasil menyelesaikan S2 dan kini tengah mengikuti program S3 Fisika.