Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Semoga Pancasila Tak Hanya Jadi Arsip Nasional

10 November 2019   15:02 Diperbarui: 10 November 2019   15:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan mengikuti ruang diorama mulai dari lahirnya Sumpah Pemuda, dimana saat itu pertama kali WR Supratman mengumandangkan lagu Indonesia Raya yang 17 tahun kemudian menjadi lagu Kebangsaan Indonesia. Kita juga akan melihat teks asli Proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno, yang kemudian di ketik ulang oleh Sayuti Melik. Begitu juga sempat dibuangnya teks asli tulisan tangan itu oleh Sayuti Melik ke dalam tong sampah, hingga kemudian diambil oleh BM Diah dan menyimpannya selama 49 tahun. 

Ratusan tahun dijajah oleh berbagai negara, seperti Belanda, Ingris, Portugis maupun Jepang, Hingga akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945. Membuat Arsip Nasional Republik Indonesia atau lebih familiar disebut ANRI ini, mempunyai koleksi arsip puluhan ribu catatan masa lalu. Baik dari para penjajah, maupun catatan dari para anak negeri pada banyak kerajaan Nusantara ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. 

Dokpri
Dokpri
Saat memasuki ruang diorama peristiwa masa lalu itu saya sudah membayangkan, tidak akan cukup sehari atau dua hari kalau benar-benar ingin mengetahui apalagi ingin mempelajari sejarah masa lalu itu secara lebih mendalam. Bahkan rasanya rasanya tidak akan cukup usia saya yang sudah senja ini untuk melihat dan mengetahui semuanya. 

Sebuah contoh kecil saja, saat saya menanyakan sebuah arsip tentang Perang Kamang tahun 1908. Saya malah mendapat pertanyaan balik, dimana itu perang Kamang 1908 tersebut. Saya memahami ketidak tahuan tersebut, karena Perang Kamang mungkin hanya sebuah peristiwa kecil dari sebuah negara besar bernama Indonesia. Walau dalam peristiwa yang terjadi satu hari di tanggal 15 Juni 1908 tersebut, ratusan nyawa melayang. Buktinya bisa dilihat di Makam Pahlawan Perang Kamang di Kamang Hilir, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Makam itu baru menunjukkan korban dari pihak pejuang Bangsa Indonesia, belum lagi dari pihak Belanda. Cerita orang tua menyebutkan, darah tentara belanda yang luka maupun yang tewas berceceran sepanjang jalan antara Kamang hingga ke benteng Fort de Kock di Bukittingi yang berjarak sekitar 14 kilometer. Walau penduduk sekitar maupun pemerintah daerah setempat tak mempunyai catatan tertulis sejarah perjuangan anak bangsa tersebut, selain makam dan nama-nama korban yang tercatat di sana. Namun saya yakin pihak Belanda pasti mempunyainya. Sayapun punya keyakinan, bahwa ARNI mempunyai arsip berharga tersebut.

Tak dapat dipungkiri kehadiran Gedung Arsip Nasional ini, sangat dibutuhkan bagi para sejarawan, maupun bagi mereka yang membutuhkan catatan peristiwa dan sejarah masalalu bangsanya, untuk menjadi pelajaran dalam mengisi kehidupan masa datang.

Pelaksanaan seminar ini juga tak terlepas dari kehadiran Ivibesmedia. Mubarika Damayanti, owner Ivibesmedia, mengatakan, Ivibesmedia dan Covids adalah platform komunitas blogger, facebookers, Instagrammer, youtubers dan influencer yang tersebar di seluruh Indonesia dan membantu brand/instansi swasta/pemerintah untuk berinteraksi secara positif secara online dan offline guna memberikan solusi bersama, bersama covids.com dan beyond-dynamics.com yang memberikan inovasi baru untuk mendukung kegiatan para penggiat sosial media.

dok. BPIP
dok. BPIP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun