Masih dari posisi dan tempat yang sama, saya mengganti lensa, lalu foto ke-lima ini saya abadikan dengan memakai lensa pada posisi 250 mm, dan kompensasi pencahayaan -1.7, sang bulan pun terlihat seperti mengintip sebelum menghilang.
Foto ke-enam ini saya abadikan dengan bergeser kekiri dari posisi foto yang di atas, sehingga pohon kayu ada di sisi kanan, sementara rumah berada di sisi kanan. Sehingga kelihatan sang matahari mengintip dari kiri. Â
Foto terakhir yang saya ambil di Pantai Marunda, saat matahari pelan-pelan menghilang di balik kabut, dengan latar depan dam atau tanggul penahan ombak yang datang dari lautan. Khusus foto ini saya melakukan sedikit editing dengan menaikkan kontras fotonya, sehingga bulan yang tadinya terlihat samar, bisa terlihat lebih jelas.
Satu lagi editing yang saya lakukan adalah pada foto paling atas. Bendera dan juga bulan yang tadinya merahnya kurang jelas saya edit dengan menambah merahnya, sehingga bulan terlihat lebih jelas dan bendera terlihat lebih gagah berkibar saat menyaksikan bulan yang pelan-pelan berangsur tenggelam menuju ufuk.
Walau tak sepenuhnya puas dengan hasilnya, tapi setidaknya foto-foto ini berikut kondisi yang saya temui saat mengabadikannya, bisa menjadi pelajaran untuk berkarya selanjutnya. Semoga saja bila saya kembali kesana pada suatu saat nanti, saya lebih beruntung mendapatkan matahari tenggelam tanpa dihalangi kabut atau awan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H