Â
Sejumlah angkutan kota dari berbagai jurusan atau trayek di Jakarta, yang 4 bulan belakangan ini dirangkul oleh Pemda DKI sebagai perpanjangan tangan dari sistem transportasi Transjakarta, cukup memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka yang berada di seputar angkot itu sendiri, maupun bagi para penumpangnya.
Saat mengobrol dengan pengemudi dalam beberapa kali menumpang dengan angkot yang bertarif 0 rupiah tersebut, saya mendapat gambaran yang positif dari mereka.
"Kita tidak perlu lagi saling uber-uberan atau saling sikut saat mencari penumpang di jalan..." kata Ade Apriyanto, pengemudi Jak 07, jurusan Tawakkal-Tanah Abang.Â
"Kalau dulu, semasih bernama Angkot APB JB-03, kalau ada teman di depan, perasaan sudah nggak enak aja. Apalagi kalau penumpang sepi dan angkot kosong, saling uber-uberan deh, ngejar penumpang buat nyari setoran. Kerja full seharian, buat nyari setoran benar-benar harus pintar-pintar kalau nggak mau pulang nggak bawa duit buat keluarga. Apalagi musim libur sekolah atau mahasiswa..." sambung Ade.
Â
Dari obrolan dengan beberapa pengemudi lain, memang tertangkap nada yang sama. Mereka kini bisa mengemudi dengan lebih tenang tanpa memikirkan uang setoran setiap hari. Karena dari Pemda, melalui Transjakarta, para pengemudi maupun pemilik mobil yang tergabung dalam Jak Lingko tersebut keseharian mereka sudah terjamin.Â
Saat beroperasi para pengemudi mendapatkan uang makan Rp 50.000/hari dan mendapatkan upah sesuai UMP DKI perbulannya yang saat ini Rp 3.950.000,- Begitupun untuk angkot mereka yang mendapatkan Rp 150.000,- per hari untuk keperluan bahan bakar.
Dengan trip yang sudah diatur perjalanannya, kendaraan mereka juga lebih terjaga dari percepatan kerusakan atau keausan suku cadang, dan ini tentu juga menguntungkan pemilik mobil.
Bagi pengemudi sendiri pun, kini mereka tak perlu lagi harus bekerja mencari setoran seharian. Karena jam kerja mereka kini lebih teratur 8 jam perhari.Â
Bagi mereka yang masuk shift pagi, harus siap di terminal keberangkatan pukul 5 pagi dan pulang pukul 13 siang. Lalu digantikan oleh rekan mereka yang masuk shift siang mulai pukul 13 siang dan berakhir pukul 21 malam.
Â
Di antara peraturan tersebut adalah para pengemudi Jak Lingko ini sekarang tidak boleh lagi saling mendahului. Jam keberangkatan mereka dari terminal keberangkatan juga diatur lebih ketat, walau sering juga kejadian tidak bisa ditepati, karena tergantung kondisi lancar atau macetnya lalulintas di jalur yang mereka lewati.Â
Apalagi jalur yang mereka lewati itu berada di lokasi padat penduduk, jalanan sempit dan sering juga terjadi penutupan jalan oleh warga yang mengadakan kegiatan seperti pesta pernikahan dan lainnya.
Aturan lain yang juga harus dipatuhi oleh pengemudi adalah mereka harus disiplin dalam melewati jalur yang sudah ditetapkan. Dilarang memotong jalur dengan alasan jauh dan jarang penumpang.Â
Bila hal tersebut ketahuan, akan ada sangsi buat sang pengemudi. Pengemudi juga tidak bisa berbohong, karena di setiap trip yang mereka jalani, pencatatan kilometer pada Odometer yang ada di angkot mereka akan dicatat saat akan berangkat dan kembalinya.
Bagi penumpang sendiri, kehadiran Jak Lingko ini disambut dengam senang hati dan antusias. Waktu tunggu penumpang menjadi lebih teratur, begitu juga waktu tempuh perjalananya. Karena pengemudi angkot yang mereka tumpangi kini lebih bersahabat. Tidak adalagi kebut-kebutan antar angkot untuk mengejar setoran, atau kesal karena angkot ngetem sembarangan gara-gara penumpang yang sepi.Â
Hal yang membuat penumpang semakin senang adalah karena penumpang tak lagi harus merogoh kantong untuk membayar ongkos angkot yang mereka tumpangi. Cukup dengan membeli kartu Jak Lingko di terminal keberangkatan, atau di setiap mini market yang bekerja sama dengan pihak pengelola Transjakarta, seperti Indomaret dan Alfamart dan yang lainnya. Kartu ini nanti cukup di tap sewaktu naik dan waktu turun di mesin scanner atau taping yang ada di setiap angkot.Â
Â
Nantinya angkutan Jak Lingko ini akan beroperasi keseluruh penjuru Jakarta. Kita berharap lalu lalu lintas Jakarta akan semakin tertib. Karena kita tidak akan melihat lagi angkot yang ngetem sembarangan di perempatan jalan umum, yang membuat kemacetan bagi semua pemakai jalan, maupun yang uber-uberan mencari penumpang, sehingga juga dapat menimbulkan kecelakaan buat pemakai jalan lain maupun sipengemudi dan penumpang angkot tersebut.
Sebuah harapan yang semoga tidak sia-sia. Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H