Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ke Mana Para Ulama yang Bergabung bersama Prabowo?

21 April 2019   09:37 Diperbarui: 21 April 2019   10:37 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencalonan Prabowo sebagai calon presiden tidak terlepas dari peran para ulama yang berada di kubu penggerak demo berjilid-jilid, yang bermula dari kasus terpelesetnya omongan Ahok  saat melakukan kunjungan ke warga di Pulau Seribu. Video Ahok yang diedit oleh Buni Yani yang akhirnya memancing sebagian umat Islam untuk melakukan demonstrasi dengan alasan penghinaan agama.

Pada pencalonan presiden untuk mengikuti pemilihan presiden 2019, para ulama yang sering disebut sebagai Ulama Pendukung Gerakan 212, sebuah gerakan yang dilekatkan kepada ulama yang mendukung demonstrasi yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016 untuk menuntut Ahok sebagai penghina agama yang saat itu masih sebagai Gubernur Jakarta.

Dukungan para ulama tersebut terhadap Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pilpres 2019, dinyatakan dalam sebuah pakta integritas yang ditanda tangani Prabowo setelah Ijtima Ulama 212. Pakta Integritas yang diteken oleh Prabowo dan perwakilan peserta Ijtima Ulama II itu berisi 17 poin.

Saya tidak akan menguraikan apa saja isi dari 17 poin isi Pakta Integritas tersebut. Namun yang akan saya sorot adalah keberadaan para ulama pendukung Prabowo tersebut pada masa pencoblosan berakhir.

Saya tidak mengetahui apakah dalam setiap kampanye, Prabowo melibatkan para ulama pendukung Ijtimak Ulama dan aksi 212 di panggung kampanyenya. Kalaupun mereka hadir apakah hanya sebagai penggembira yang ikut berdiri di atas panggung atau ikut berpidato mengajak umat mendukung Prabowo.

Yang saya sorot adalah, kemana para ulama yang banyak itu saat Prabowo mendeklarasikan dirinya adalah sebagai pemenang pilpres? Sebagai ulama tentu mereka tahu, apa yang dilakukan Prabowo tersebut adalah kurang tepat, terlalu terburu-buru mendahului keputusan KPU dan juga kalau dilihat dari sisi agama, Prabowo telah mendahului keputusan Tuhan. 

Padahal saat itu seperti yang dikatakan Prabowo sendiri surat suara yang dihitung dikalangan internal Prabowo itu baru dari 5000 TPS. Padahal jumlah TPS di seluruh Indonesia lebih dari 800 ribu.

Padahal, sebagai ulama yang menguasai ilmu agama yang mumpuni, selayaknya para ulama itu memberi masukan kepada Prabowo agar sabar menunggu hasil penghitungan suara yang di lakukan oleh KPU, tidak mendahului mendeklarasikan diri sebagai pemenang yang terlalu dini. 

Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam permasalahan ini. Pertama para ulama tersebut takut memberi masukan atau nasihat kepada Prabowo, karena mereka tidak ingin mendapat tanggapan yang kurang berkenan dari Prabowo. Atau prabowo sendiri yang memang sudah meninggalkan para ulama tersebut di saat akhir pertarungan. Karena Prabowo merasa dia bisa menguasai semuanya tanpa bantuan dari para ulama tersebut.

Pertanyaan ini mencuat disebabkan oleh pada setiap konpers dan deklarasi Prabowo, yang terlihat hanya tokoh politik di lingkungan pendukung Prabowo. Tidak terlihat deretan ulama yang tergabung dalam Ijtima Ulama itu berada di panggung deklarasi. 

Apakah mereka sengaja ditinggalkan Prabowo, atau para ulama itu menyadari kalau mereka tak dibutuhkan lagi, lalu mengghindar dari panggung deklarasi atau pernyataan Prabowo yang menyatakan dirinya sebagai Presiden baru Indonesia itu prematur?

Entahlah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun