Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Masak MRT Kalah dari Commuterline dan Busway?

2 April 2019   07:43 Diperbarui: 2 April 2019   07:55 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tom/d'Traveler/Detik

Saat mendapat kesempatan mengikuti ujicoba MRT akhir Februari lalu, saya sudah mempersiapkan diri untuk melakukan blusukan di stasiun MRT, antara stasiun Bundaran Hotel Indonesia sampai ke stasiun Lebak Bulus. Walau dibeberapa tempat dikatakan masih ada persiapan akhir, tapi saya akan melihat suasana di stasiun yang sudah siap untuk beroperasi.

Sayangnya kesempatan untuk melakukan blusukan tersebut tidak berhasil saya dapatkan. Hal ini disebabkan oleh prioritas uji coba yang diberikan hanya untuk menikmati perjalanan dengan moda transportasi terbaru tersebut. Tidak termasuk untuk melihat-lihat semua fasilitas pendukung yang ada di dalam stasiun  dengan membentangkan pembatas semacam "police line"

Lalu apa yang saya dapatkan selama menikmati perjalanan yang memakan waktu kurang dari satu jam pulang pergi, dari stasiun Bundaran Hotel Indonesia sampai ke Lebak Bulus dan kembali lagi ke stasiun Bundaran Hotel Indonesia itu? Berikut 9 hal yang saya temui dalam perjalanan tersebut.

1.  Tidak ditemukan petugas yang standby di setiap gerbong yang kami tumpangi, saya tidak tahu alasannya. Apakah karena belum disiapkan, atau memang kebijakannya seperti itu, dan menganggap semua penumpang yang berada di setiap gerbong sudah tahu dan sudah pasti akan mengikuti atau mematuhi semua peraturan yang tertulis di setiap gerbong.

2.  Kecepatan kereta yang cukup tinggi, menimbulkan suara bising, hal ini diperkuat oleh pantulan dinding pagar rel yang berada di kedua sisi jalan layang, maupun di dalam terowongan. Sehingga pemberitahuan yang disampaikan melalui pengeras suara tidak jelas terdengar.

3.  Pemberitahuan yang disampaikan melalui pengeras suara di setiap gerbong juga tidak jelas terdengar karena disampaikan oleh announcer yang pengucapan vocal-nya kurang berbobot. 

Mungkin petugas yang dipakai kurang menguasai tehnik olah vocal sebagai seorang announcer. Serta ruangan yang kurang memenuhi syarat untuk dipakai sebagai ruang operator sound system. 

Bila pemberitahuan tersebut adalah rekaman, ada kemungkinan direkam bukan di ruang studio yang kedap suara, atau ruangannya terlalu besar sehingga efeknya terasa pada kalimat yang diucapkan oleh announcer seperti orang bergumam. 

4.  Saat kereta akan berangkat, tidak ada pemberitahuan dari pengeras suara bahwa pintu akan ditutup, untuk menghindarkan penumpang agar tidak terjepit di pintu. Yang terlihat hanya sebuah animasi kecil yang ada di atas pintu, tanpa suara agar penumpang yang berada dekat pintu berjaga-jaga. 

Hal ini sangat dibutuhkan pada jam-jam padat di pagi hari maupun sore saat pulang kerja. Karena dalam situasi berdesakan, penumpang tidak akan terpikir untuk melihat animasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun