malam ini
kita tidur berdua
di kamar kost yang sempit
di atas kasur busa tua yang tipis
Â
saat dirimu tertidur nyenyak
ku tatap wajahmu
wajah suci tanpa dosa
terbaring tenang tanpa diganggu mimpi
kutatap lama wajahmu
dengan perasaan yang tak dapat ku ungkapkan
betapa sayangnya aku padamu
betapa aku tak mau kehilanganmu
Â
terbayang bagaimana engkau hadir
di saat yang tak pernah kami bayangkan
namun Tuhan jauh lebih tahu
apa yang terbaik untuk hambanya
kamu datang
disaat yang lain tengah bersiap hendak pergi
menjalani kehidupan yang telah di tetapkanNya
Â
malam ini kita bersama
menikmati saat yang kurindukan
setelah seharian kita berjalan
menyusuri kota yang tak ramah dan peduli
namun kulihat betapa engkau menikmatinya
saat mainan yang kamu dambakan
tergenggam erat di tanganmu yang mungil
walau aku harus merogoh kantong cukup dalam
melebihi apa yang pernah kuberikan sebelumnya
dan saat kau memainkannya
bersama teman lamamu
saat kita singgah kesana
betapa bahagia dirimu
derai gelak tawamu bersama mereka
begitu lepas tanpa beban
Â
malam ini kita tidur bersama
pulas tidurmu yang tak terganggu mimpi
membuat hangat di sekitar kelopak mataku
aku tak tahu
kapan hal ini dapat aku nikmati lagi
karena esok hari
aku harus mengembalikanmu ke sana
dan aku
akan kembali mengarungi bentara kota
sambil membawa rindu yang menyesak di dalam dada
diiringi bayanganmu
sambil berharap
suatu saat kita dapat bermain lagi
***
Â
Di tengah keheningan menjelang sepertiga malam, pada sebuah rumah kost
11102015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H