Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berkelana di Ranah Minang (30): Pertamini, Perpanjangan Tangan Pertamina di Sumatera

12 Februari 2011   22:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:39 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanyalah kepada sebagian besar penduduk Sumatera, dimana ada pom bensin? Mereka akan bingung menjawab pertanyaan Anda. Tapi, coba tanyakanlah dimana ada Pertamina? Semuanyaakan menunjuk Stasiun Pengisian Bahan bakar untuk Umum (SPBU). Tempat dimana Anda mengisi bahan bakar untuk kendaraan bermotor yang Anda kendarai.

Pertamina, seperti yang tertulis dengan huruf yang cukup besar pada setiap stasiun pengisian bahan bakar itu, demikianlah pulalah umumnya penduduk Sumatera menyebut tempat itu.

Kedengarannya cukup asing bagi mereka yang baru datang dari pulau Jawa, yang sudah terbiasa menyebutnya sebagai pom bensin. Tapi seperti kata pepatah, lain padang lain belalangnya, lain lubuk lain ikannya.

Satu sebutan lain beberapa tahun belakangan ini, juga mulai populer di wilayah Sumatera ini, yaitu: Pertamini!

Pertamini, suatu tempat penjualan bahan bakar kendaraan bermotor yang di kelola secara individu atau perorangan tanpa badan hukum oleh penduduk yang berdomisili jauh dari SPBU. Sebuah kreatifitas yang timbul bagi mereka yang punya naluri bisnis yang berada jauh dari kota.

Berbeda dengan para pengecer minyak jalanan di pulau Jawa, yang menyimpan BBM ini pada sebuah jerigen atau botol berukuran satu liter, maka Pertamini ala Sumatera ini telah memakai pompa manual dengan gelas takaran berkapasitas 5 liter, dengan dilengkapi batas tera pada setiap satu liter.

Tanki cadangan merekapun memakai drum berkapasitas 200 liter yang diberi pagar pengaman dinding beton sekelilingnya.

Keberadaan Pertamini ini cukup membantu para pengemudi kendaraan bermotor, khususnya para pemakai sepeda motor atau ojek yang beroperasai antar kampung. Mereka yang tadinya harus mencari bensin ke SPBU yang jaraknya bisa mencapai belasan atau bahkan puluhan kilometer, kini cukup berjalan beberapa kilometer menuju pengecer BBM Pertamini ini.

Sebuah kreatifitas yang layak mendapat dukungan pemerintah, dalam hal ini Pertamina. Suatu bimbingan manajemen kelayakan dan keamanan serta aspek legalitasnya patut di berikan untuk mereka ini. Karena para pengusaha Pertamini ini bukanlah pemilik modal besar. Mereka hanya orang-orang kecil yang punya naluri bisnis, dengan kemampuan modal yang terbatas. Namun kehadiran mereka sungguh membantu mereka yang berada jauh dari kota atau stasiun penjualan BBM ini.

[caption id="attachment_90364" align="aligncenter" width="585" caption="Sebelum di lakukan penjualan ke konsumen, gelas ukur diisi penuh dulu dengan memompanya dengan pompa manual yang di putar dengan tangan"][/caption]

[caption id="attachment_90365" align="aligncenter" width="622" caption="Pengisian BBM dilakukan sambil memperhatikan pergerakan BBM yang menyusut di gelas ukur, pengisian akan berhenti bila pengisian sudah sampai pada garis tera sesuai permintaan konsumen.  Foto diambil di desa Pasir Jaya di pinggir Danau Singkarak, Sumatera Barat"]

1297548206166016456
1297548206166016456
[/caption] [caption id="attachment_90366" align="aligncenter" width="597" caption="Sebuah kios Pertamini di Kamang, 11 kilometer dari Bukittinggi "]
12975485141276104745
12975485141276104745
[/caption] [caption id="attachment_90367" align="aligncenter" width="622" caption="Sebuah kios Pertamini di Nagari Halaban, kaki gunung Sago 20 kilometer dari kota Payakumbuh"]
12975490811227115571
12975490811227115571
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun