Saat menunggu angkot ketika  hendak kembali ke Hotel Santika, menjemput handphone saya yang ketinggalan di sana. Saya menjumpai segerombolan remaja berusia belasan tahun, berjalan di atas tembok beton  median pembatas jalan Raya Bekasi  di Medan Sartria. Saat berjalan beriringan di beton pembatas jalan itu, mereka sebentar-sebentar melihat ke belakang, kalau ada truk kosong yang lewat. [caption id="attachment_1539" align="aligncenter" width="470" caption="Sambil berjalan di tembok pembatas jalan, para remaja ini sering melihat ke belakang. Menunggu truk yang akan mereka tumpangi."][/caption] Begitu ada truk kosong yang lewat, beberapa orang berjalan ketengah jalan di sela kendaraan yang melintas. Lalu berdiri ditengah jalan, berusaha untuk menghadang truk yang akan mereka tumpangi. Mereka tak menghiraukan para pengendara lain yang kaget karena ulah mereka yang sebenarnya juga membahayakan diri mereka sendiri [caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Begitu melihat ada truk datang, tanpa menghiraukan keselamatannya dari sambaran kendaraan yang melintas, beberapa orang menghadang truk di depan, sehingga truk terpaksa melambatkan jalannya."]
[/caption] Bagi para sopir truk sendiri ini juga menjadi masalah yang tak ringan. Â Bila mereka melambat dan mengurangi laju kendaraan mereka, apalagi sampai berhenti, maka berhamburanlah para remaja itu ke atas truknya. Tak jarang saat menaiki truk itu para remaja itu jatuh dan cidera. Apa yang dilakukan pengemudi truk ini jelas salah. Tapi dia juga tidak akan berani menabrak anak-anak yang menghadang di depan truknya itu. [caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Dua remaja ini berusaha menghadang truk yang ada di depan mereka"]
[/caption] Bagi sopir yang berpengalaman, dia akan selalu berusaha untuk menghindari mengangkut anak-anak penumpang gelap ini. Tapi sering juga mereka tidak bisa mengelak, bila situasi lalu lintas macet dan si sopir tidak bisa mengelak dari situasi lalu lintas serta serbuan anak-anak ini. [caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Sambil melambaikan tangan, sebaai tanda memohon tumpangan, kedua anak ini menghadang truk yang tetap melaju sambil menghindar kepinggir jalan, agar tak mengenai anak-anak tersebut."]
[/caption] Bila terjadi kecelakaan akibat ulah anak-anak ini, maka selalu sopir yang disalahkan oleh pihak kepoliasian, padahal mereka sendiri adalah korban dari keliaran atau kenakalan anak-anak itu. Apalagi kalau sampai korbannya tewas, maka penjara menjadi hadangan para sopir yang naas itu. [caption id="" align="aligncenter" width="470" caption="Anak-anak ini terpaksa pasrah dan menghindar, karena truk tak mau berhenti dan melaju terus dengan kecepatan tinggi agar tak bisa dinaiki oleh anak-anak itu."]
[/caption] [caption id="attachment_1545" align="aligncenter" width="470" caption="Para remaja tersebut meneruskan perjalanannya sambil kadang berlarian melintasi jalan, kalau melihat ada truk lain yang melambat dan mungkin bisa mereka tumpangi"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya