Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asyiknya Berkunjung ke Pabrik Honda

22 Desember 2014   13:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan kesempatan berkunjung ke pabrik perakitan sepeda motor Honda itu, merupakan hal yang paling menyenangkan bagi saya. Kenapa? karena sekitar dua puluh tahun yang lalu, saya juga pernah mengalaminya. Hanya saja situasi dan kondisi serta lokasi dan juga keperluannya berbeda.

Dua puluh tahun lalu, saya berkunjung ke pabrik perakitan Honda di Sunter. Saat itu saya mendapat pekerjaan memotret semua komponen terpasang pada sebuah sepeda motor Honda Supra. Saat itu saya belum memiliki kamera digital, sehingga saya harus melakukan beberapa proses untuk mendapatkan hasil foto yang optimal dan sesuai yang diinginkan oleh klien.

Disamping proses kerja yang lebih panjang, karena harus memakai film, yang kemudian harus melewati beberapa tahap pemrosesan. Dengan sendirinya juga memakan waktu yang lebih lama.

Saat itu, setelah melakukan pemotretan yang semuanya diabadikan dengan memakai film hitam putih. Saya harus mencuci film di lab yang kualitasnya juga sudah diakui kalangan dunia fotografi. Bukannya saya tidak bisa memproses film itu sendiri di studio saya, tapi disebabkan peralatan yang saya punyai masih sangat sederhana. Disamping itu saya juga tidak memakai bahan kimia untuk prosesing film yang mempunyai kwalitas yang tinggi. Sehingga hasil akhirnya tidak maksimal.  Dikhawatirkan nanti hasil kerja saya di tolak oleh klien, dalam hal ini Honda.

[caption id="attachment_384801" align="aligncenter" width="605" caption="Di Lobby kantor Astra Honda Motor, Cikarang."][/caption]

Dalam pencetakan fotonya saya melakukannya sendiri di studio saya. Hanya saja untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan saya harus memakai kertas foto buatan Jerman, bukan buatan Cina. Ini disebabkan klien meminta foto di cetak di kertas yang mengkilap, yang dikalangan fotografi dikelanl sebagai kertas glossy. Karena nantinya foto ini akan discan lagi, agar menjadi data digital, sehingga memudahkan untuk melakukan proses editing dalam pencetakan buku. Saat itu belum ada kertas foto hitam putih buatan Cina yang kwalitasnya lebih bagus dari buatan Jerman.

Karena tidak bisa melihat preview foto yang ada di kamera, seperti kamera digital sekarang. Maka saya harus melakukan pemotretan yang berulang untuk satu obyek pemotretan. Bahkan pemotretan ulang di hari lainpun harus saya lakukan, bila hasil pemotretan awal tidak sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan. Hinggak akhirnya klienpun puas dan menerima hasil karya saya.

Kali ini saya datang ke pabrik Honda dengan lokasi berbeda. Dulu di Sunter, sekarang di pabrik yang lebih besar dan luas, yaitu di Cikarang, Bekasi. Kedatangan sayapun tidak lagi sebagai seorang rekanan kerja, tapi sebagai seorang blogger Kompasiana.

Berangkat dari markas Kompas di Palmerah jam 10, kami sampai di pabrik Honda, Cikarang, pukul 11.40. Begitu datang dan memasuki lobby kantor Honda, kami disajikan deretan sepeda motor Honda, mulai buatan tahun 1971, berupa Honda 90 CC, yang sewaktu saya masih sekolah di Payakumbuh, sepeda motor tersebut sering disebut sebagai Honda Kijang.

14192012141803949238
14192012141803949238

Di lobby yang cukup luas itu, dipajang berbagai produk sepeda motor Honda dari berbagai generasi secara berurutan. Diantara berbagai type sepeda motor itu, terbentanglah kisah panjang sukses sepeda motor Honda di Indonesia, yang berawal dari tahun 1970an itu. Hingga akhirnya tampil sebagai penguasa terbesar pangsa pasar sepeda motor di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun