Mohon tunggu...
Dian Katrina
Dian Katrina Mohon Tunggu... -

lahir di makasar,besar di palu dan sekarang bertugas sbg guru di luwuk,sulteng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN atau UNT(Ujian Nasional Tunda)

16 April 2013   11:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resah,gelisah dan juga was-was semakin dirasakan para siswa,yang sudah sekian lama menantikan datangnya hari H untuk mengikuti UN(ujian Nasional),namun apa mau dikata,apa mau diucap gelisah bercampur resah itu hanya ditanggapi dingin,seolah tidak terjadi apa-apa.Apa sesungguhnya yang terjadi sudah pasti semua pihak menolak dijadikan tumbal,pasti ada-ada saja alasan pembelaan diri,demi kepentingan diri sendiri tanpa mau tau kepentingan orang lain.

Beberapa pihak sudah angkat bicara, yang berkompeten maupun yang sekedar simpatisan,tapi apa masalahnya kemudian jadi seremeh itu untuk diabaikan seiring berjalannya sang waktu ?Entahlah,...meski seharusnya bukan seperti itu,apa daya bagi kami yang hanya bisa menerima kenyataan tanpa  bisa berbuat apa-apa.

Kontroversi Ujian Nasional bukan berita baru,bukan juga masalah baru apalagi bahan baru yang perlu digunjingkan.Berbagai debat tentang UN dari tahun ketahun  sudah jadi makanan pokok,namun seperti sebongkah gunung es yang sulit sekali dicairkan(apalagi mau cair sendiri,..rasanya mustahil) UN tetap kokoh berdiri teguh bahkan semakin menajamkan taringnya dengan berlakunya paket yang semakin banyak,yang bukan tidak mungkin semakin banyak kerjanya,semakin butuh waktu,semakin memusingkan pada akhirnya.

Kalau salah satu alasan tertundanya UN di 11 propinsi karena keterlambatan distribusi soal yang berawal dari volume pekerjaan yang begitu besar yang tidak sebanding dengan waktu yang tersedia,semakin memperjelas status wajah pendidikan di negeri kita ini,seperti berwarna abu-abu.Besar keinginan berbuat lebih namun persiapan ke arah itu belum maksimal.

Belum lagi di hari pertama sudah ada kabar beredarnya kunci jawaban yang notabene palsu,...siapa bisa pastikan kalau kunci jawaban itu palsu ? darimana pula sang pemegang kunci tahu kode-kode yang berlaku pada UN tersebut ? jangan bilang kalo mereka pengikut Eyang Subur yang punya ilmu goib,yang bisa menerawang soal bahkan kuncinya sekaligus.

Tak pernah habis,bahkan tak pernah lelahnya orang selalu berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah yang terbaik,UN yang seolah keramat itu adalah senjata mutahir untuk menguji kemampuan siswa untuk melangkah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tak hanya itu saja,semakin UN dibuat sulit,semakin ada saja hal yang sepertinya sepele namun bisa menggambarkan ketidakjelasan dari tujuan UN itu sendiri bagi masa depan bangsa yang tercinta .

Untuk anak-anakku yang tertunda UN-nya,semoga pengaruhnya tidak menyebabkan kalian tertekan,bahkan seperti kata Mendikbud kita,gunakanlah penundaan waktu yang ada ini untuk lebih memantapkan diri dalam mengikuti UN.

Selamat menantikan UN,...Selamat mengikuti UNT.Sukses selalu untuk kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun