Gejala perilaku, gejala yang sering muncul, seperti: suka menolak, antisosial, malas, menjadi pendiam, kehilangan nafsu makan, terlalu peka dengan lingkungan, dan lain-lain.
Jika orang tua menemukan gejala-gejala tersebut di atas, kemungkinan besar anak mengalami trauma sehingga orang tua perlu waspada dan segera konsultasi dengan ahlinya.
2.Berikan Rasa Aman dan Merasa Dicintai
Anak yang memiliki kualitas hubungan yang baik dengan orang tua, pengasuh, atau orang-orang di sekelilingnya berpeluang lebih besar untuk pulih dari trauma, apalagi jika mereka diberikan rasa aman dan dicintai dengan sepenuh hati.
3.Latih anak akan pentingnya keberanian, kesabaran, kemampuan intelegensi, memiliki kesehatan fisik dan rasa percaya diri dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupannya.
Jangan biarkan anak tenggelam pada trauma yang dialaminya. Melatih anak dengan keberanian, Â kesabaran, kemampuan intelegensi, rasa percaya diri dan memiliki kesehatan fisik yang kuat maka pelan-pelan akan membantu anak untuk pulih dari peristiwa traumatis. Misalnya dimulai dengan mengenalkan anak pada sumber trauma dan melatihnya untuk lebih bersikap bijak dalam menyikapi sebuah peristiwa.
4.Memberikan Rasa Tenang
Memberikan rasa tenang pada anak adalah dengan cara menyampaikan bahwa trauma dapat dialami oleh siapa saja dan rasa kecemasan merupakan hal yang wajar.
5.Bimbing dengan Kesabaran
Saat anak berusaha melewati masa-masa kecemasan, orang tua harus sabar dan berperan aktif agar trauma psikis yang dialami anak pelan-pelan pulih kembali.
Jika orang tua sudah berusaha semaksimal mungkin membantu anak dalam menghadapi trauma psikisnya, tetapi belum juga ada hasil maka ajaklah anak menemui psikolog  atau dokter ahli psikiater untuk menjalani terapi.