Mohon tunggu...
Dian Kaizen Jatikusuma
Dian Kaizen Jatikusuma Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis, aktif juga di FLP Sumut

Ingin menjadi laki-laki subuh..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk, Berani Berbicara di Depan Umum!

3 Januari 2013   06:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:35 3197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_218076" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: ruangpsikologi.com"][/caption]

Pengetahuan dan kecerdasan kita, bisa menjadi sia-sia, jika kita tidak mampu menunjukkannya..

Sering tidak memperhatikan, siapa orang-orang yang menonjol di sekitar kita? Apakah orang-orang yang diam di pojokan sambil mencoba menggambar rantang atau gunung di saat rapat, atau orang-orang yang mengambil inisiatif berbicara? Orang-orang yang langsung pucat pasi (jika kita pakaikan baju china kuno, kita akan sulit membedakannya dengan vampir china) saat diminta berbicara di depan umum, atau orang-orang yang mampu berbicara dengan tenang dan menjabarkan ide-idenya dihadapan puluhan, bahkan ribuan orang lain?

Kemampuan berbicara di depan umum, dan kemampuan menjelaskan ide-ide kita dengan cara yang menarik, menurut saya, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai.. Sia-sia kita punya segudang ide di dalam otak kita, jika ide tersebut tetap nangkring di otak kita, tanpa ada seorangpun yang tahu.. Kemampuan itu juga berguna dalam dalam karir, berbisnis, bahkan dalam keluarga.. Siapa tahu suatu saat anda akan diminta memberi kata sambutan di acara ulang tahun anda, atau pernikahan anak anda? Jadi, sebelum anda mati berdiri atau tergagap-gagap menyedihkan di depan umum, berikut ada beberapa tips ringan untuk berbicara dengan baik di depan umum:

1.Berdiri dan menghadap audiens, lebih baik jika sambil berjalan sekali-sekali.

Sering sekali saya melihat pembicara yang hanya duduk diam saat mempresentasikan sesuatu, atau berdiri mematung tapi menyamping, menghadap slide proyektor.. Pokoknya menghadap arah manapun kecuali ke arah ratusan pasang mata yang sedang menatap mereka.. Jika saja mereka tidak berbicara, mungkin beberapa audiens akan keliru menganggap dia patung yang memegang mikropon.. Audiens akan lebih tertarik perhatiannya jika kita bergerak secara aktif, berjalan ke sana kemari, yang penting kita tidak berjalan ke luar ruangan dan terus pulang..

2.Menggunakan bahasa tubuh dan nada suara.

Bahasa tubuh dan nada suara juga sangat berperan penting untuk menarik perhatian audiens. Tangan yang bergerak, ekspresi, tekanan nada, bahkan jeda cukup panjang diwaktu-waktu tertentu di bagian yang menarik, akan membuat audiens penasaran dan menyimak penjelasan kita.

3.Menatap mata audiens

Kontak mata sangat penting dalam berbicara di depan umum. Kontak mata itu memastikan, bahwa kita seolah-olah bukan berbicara kepada segerombolan orang, tapi kita sedang berbicara kepada mereka satu persatu, dari hati ke hati. Beberapa kali saya melihat pembicara yang menatap kosong ke langit-langit ruangan, menghitung ubin di lantai, bahkan pernah ada yang terus menerus menatap kamar mandi di belakang audiens, seolah-olah sedang serius mempertimbangkan untuk berhenti berbicara dan membenamkan diri di bak mandi..

Coba tatap satu persatu audiens kita saat berbicara.. Jika kita masih grogi, kita bisa menatap titik di antara mata mereka jika audiens lelaki, atau dagu mereka jika audiens perempuan.. Tapi pastikan juga kita tidak menatap seorang audiens terlalu lama, apalagi jika yang ditatap adalah cewek bening, atau cowok sangar bertato..

4.Ajukan pertanyaan

Audiens lebih tertarik dengan dialog interaktif, bukan pidato monolog berkepanjangan.. Di dalam audiens kita, biasanya pasti ada beberapa orang yang bertipe sanguin, yang memang selalu gatal ingin ikut berbicara jika melihat orang memegang mikropon.. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa memperjelas presentasi kita, dan umpan tersebut akan ditelan bulat-bulat oleh para sanguin ini.. Begitu mereka sudah terlibat, maka audiens lain yang lebih pemalu juga akan tertarik untuk ikut menjawab. Tapi pastikan juga jangan sodorkan mike ke orang-orang bertipe sanguin terlalu lama, karena, kemungkinan besar mereka akan segera mengkudeta dan mengambil alih presentasi kita.. (Untuk penjelasan tipe sanguin, coba baca buku Personality Plus)

5.Tetap rileks, apapun yang terjadi

Saat berbicara di depan umum, selalu ada saja kejadian yang tidak bisa kita perkirakan.. Saya pernah melihat pembicara yang begitu grogi sehingga pelan-pelan menggulung kabel mikropon tanpa sadar, sehingga di akhir presentasinya, ia sudah berhasil menggulung kabel sepanjang 10 meter dalam gulungan imut kecil yang manis.. Kita bisa mengalami mati lampu, audiens keluar masuk, bahkan saya pernah mengalami audiens pulang satu persatu karena sudah malam, sehingga akhirnya saya hanya berbicara di depan satu orang.. Dan satu lagi yang paling sering adalah: lupa kita sudah berbicara sampai mana..

Ga usah jadi tegang, atau panik, atau langsung gantung diri pakai kabel mikropon.. Tetap santai dan melanjutkan presentasi sampai selesai.. Semua ada solusinya. Jika kita harus berteriak-teriak karena mati lampu, ga papa, yang penting ada air putih di dekat kita.. Jika audiens pulang satu per satu, tapi masih ada yang tinggal, tetap teruskan, karena yang tinggal berarti tertarik dengan penjelasan kita.. Yang gawat adalah jika tidak ada yang tinggal, dan kita tetap melanjutkan presentasi..

Jika kita lupa sampai di mana, kita bisa mencari tahu sambil guyon: “omong-omong soal ojek ya pak, tadi saya ngomong sampai mana ya?” Santai saja, tidak akan ada kursi yang melayang dari belakang jika kita lupa apa yang sedang kita bicarakan..

Tips yang terakhir ini begitu penting, hingga harus saya garis bawahi:

6.Lupakan semua tips

Yep. Lupakan semua. Jika kita berbicara di depan umum sambil mengingat-ingat apa saja tips-tipsnya, kita akan lupa dengan apa yang sebenarnya akan kita bicarakan.. Kita akan begitu takut melanggar aturan-aturan berbicara di depan umum, sehingga kita malah kaku dan serba salah..

Tips-tips itu hanya untuk diingat di saat latihan. Saat berbicara di depan umum, lupakan semuanya.. Jika kita sudah menyiapkan bahan-bahannya, jika kita sudah latihan, dan, lebih dari itu, jika kita punya keyakinan yang kuat bahwa yang akan kita presentasikan ini bagus, dan bermanfaat bagi audiens, itu sudah cukup. Itu akan membuat kita bersemangat. Percayalah, pembicara yang bersemangat, walau dia melanggar semua aturan berbicara di depan umum, akan jauh lebih mampu menarik perhatian, dibandingkan dengan pembicara yang taat aturan, tapi tidak memiliki semangat..

Akhirnya, saya tidak percaya bahwa kemampuan berbicara di depan publik itu adalah karena bakat. Dulu saya bahkan tidak berani untuk sekedar membaca teks Pancasila di saat upacara bendera.. Tapi setelah belajar, berlatih, dan melakukan kesalahan presentasi yang memalukan berkali-kali, kemampuan berbicara saya semakin baik.. Malah sekarang saya yang jadi sakaw begitu melihat mikropon.. Jadi, mulailah belajar,  dan ingatlah: alah bisa karena biasa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun