Infrastruktur listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi kehidupan, baik itu untuk kegiatan domestik, non-domestik, mapun industri. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan listrik kian hari kian meningkat. Hal tersebut yang menyebabkan PLN tengah giat melakukan pembangunan pembangkit listrik.
Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Gas dan Uap (PLTGU) yang berlokasi di Tanjung Priok adalah salah satunya. Menyusul telah ditandatanganinya  perjanjian pendanaan antara PT PLN (Persero) dengan pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC), proyek 800 Megawatt ini telah siap dibangun.
Biaya yang total yang diperlukan dalam proyek secara keseluruhan sebesar US$ 437 juta. Pihak PLN menyumbang dana sebesar US$ 127 juta sedangkan sisanya sebesar US$ 310 juta atau sekitar Rp 4 triliun didanai dengan sindikasi perbankan yang mana JBIC sebagai lead arranger dengan suntikan dana terbesar. Bank lain yang berperan dalam pembiayaan ini adalah Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Mizuho, dan ANZ.
Proyek 800 megawatt yang merupakan pinjaman jangka panjang dengan tenor 15 tahun ini menggunakan skema pinjaman secara langsung dimana tidak adanya campur tangan pemerintah dalam pemberian jaminan. Ini merupakan kali kedua JBIC memberikan pinjaman tanpa ada jaminan dari pemerintah setelah proyek PLTU Lontar 315 Megawatt.
Keuntungan dari pinjaman secara langsung ini adalah PLN tidak terkena negative carry, yaitu nilai pinjaman lebih besar daripada pendapatan serta prosesnya juga cukup cepat. Tidak adanya keterlibatan pemerintah dalam pemberian jaminan menjadi bukti kepercayaan investor atas kondisi perekonomian di Indonesia. Namun, perlu diwaspadai juga keadaan ekonomi Indonesia pada masa mendatang yang belum tentu stabil dan bisa berdampak pada menurunnya nilai tukar rupiah.
Tidak telibatnya pemerintah dalam pemberian jaminan bukan berarti pemerintah harus lepas tangan terhadap hal ini. Pemerintah diharapkan mampu mengendalikan perekonomian agar tetap stabil sehingga kepercayaan pihak asing dalam menanamkan maupun meminjamkan modal di Indonesia tetap terjaga.
PLTGU Priok 800 Megawatt yang diharapkan rampung pada pertengahan 2019 ini adalah pembangkit bebahan bakar gas alam dimana nantinya akan berperan sebagai load followeryang akan memasok listrik bagi Jakarta dan sistem Jawa – Bali secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H