Mohon tunggu...
Money

Suntikan Dana untuk Proyek 800 MW

23 Desember 2016   07:17 Diperbarui: 23 Desember 2016   07:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Infrastruktur listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi kehidupan, baik itu untuk kegiatan domestik, non-domestik, mapun industri. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan listrik kian hari kian meningkat. Hal tersebut yang menyebabkan PLN tengah giat melakukan pembangunan pembangkit listrik.

Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Gas dan Uap (PLTGU) yang berlokasi di Tanjung Priok adalah salah satunya. Menyusul telah ditandatanganinya  perjanjian pendanaan antara PT PLN (Persero) dengan pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC), proyek 800 Megawatt ini telah siap dibangun.

Biaya yang total yang diperlukan dalam proyek secara keseluruhan sebesar US$ 437 juta. Pihak PLN menyumbang dana sebesar US$ 127 juta sedangkan sisanya sebesar US$ 310 juta atau sekitar Rp 4 triliun didanai dengan sindikasi perbankan yang mana JBIC sebagai lead arranger dengan suntikan dana terbesar. Bank lain yang berperan dalam pembiayaan ini adalah Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Mizuho, dan ANZ.

Proyek 800 megawatt yang merupakan pinjaman jangka panjang dengan tenor 15 tahun ini menggunakan skema pinjaman secara langsung dimana tidak adanya campur tangan pemerintah dalam pemberian jaminan. Ini merupakan kali kedua JBIC memberikan pinjaman tanpa ada jaminan dari pemerintah setelah proyek PLTU Lontar 315 Megawatt.

Keuntungan dari pinjaman secara langsung ini adalah PLN tidak terkena negative carry, yaitu nilai pinjaman lebih besar daripada pendapatan serta prosesnya juga cukup cepat. Tidak adanya keterlibatan pemerintah dalam pemberian jaminan menjadi bukti kepercayaan investor atas kondisi perekonomian di Indonesia. Namun, perlu diwaspadai juga keadaan ekonomi Indonesia pada masa mendatang yang belum tentu stabil dan bisa berdampak pada menurunnya nilai tukar rupiah.

Tidak telibatnya pemerintah dalam pemberian jaminan bukan berarti pemerintah harus lepas tangan terhadap hal ini. Pemerintah diharapkan mampu mengendalikan perekonomian agar tetap stabil sehingga kepercayaan pihak asing dalam menanamkan maupun meminjamkan modal di Indonesia tetap terjaga.

PLTGU Priok 800 Megawatt yang diharapkan rampung pada pertengahan 2019 ini adalah pembangkit bebahan bakar gas alam dimana nantinya akan berperan sebagai load followeryang akan memasok listrik bagi Jakarta dan sistem Jawa – Bali secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun