Generasi muda merupakan anak muda yang berusia sekitar 15 hingga 24 tahun. Pada usia ini bisa dikatakan merupakan usia produktif, dimana generasi muda memiliki kekuatan fisik yang kuat, rasa ingin tahu yang besar, semangat yang menggebu-gebu, kecemerlangan ide dan kreativitas yang tanpa batas.
Namun ironinya, terdapat kurang lebih 9,9 juta generasi muda ini tidak dalam proses pendidikan, tidak memiliki pekerjaan bahkan tidak dalam proses pelatihan (not in education, employment, and training/NEET). Demikian data dari Badan Pusat Statistik tahun 2023.
Pemicu Generasi Mandul
Faktor pemicu mandulnya potensi generasi muda adalah akibat sistem kapitalisme. Sebab, pendidikan dasar generasi saat ini tidak dilengkapi dengan seperangkat konsep dasar mengenai tujuan hidup yang menyebabkan generasi banyak yang tidak punya cita-cita, dan bingung kemana arah tujuan hidupnya.
Ditambah lagi mahalnya biaya kuliah menyebabkan generasi muda hanya memiliki ijasah SMP dan SMA. Bahkan ada yang hanya tamatan sekolah dasar. Sedangkan mendapatkan pekerjaan dengan ijazah SMP dan SMA sangat sulit, apalagi yang hanya berpendidikan rendah. Mereka hanya bisa menjadi kuli atau buruh.
Imbas Kapitalisme
Penerapan sistem kapitalisme ini menjadikan negara berlepas tangan  dalam pembangunan pendidikan dan ekonomi. Sehingga pembangunan tersebut tidak merata pada seluruh rakyat. Padahal pemerataan ekonomi dan pendidikan adalah hal dasar yang wajib dipenuhi oleh negara untuk diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun nyatanya hanya orang mampu saja yang dapat mengaksesnya.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya peluang pekerjaan yang diberikan oleh negara. Namun negara malah memberikan ijin bagi tenaga kerja asing masuk ke perusahaan- perusahaan baik itu perusahaan negara maupun swasta dengan kedok investasi. Padahal tenaga ahli dan terdidik anak bangsa lebih dari cukup. Seolah- olah negara tidak memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pekerjaan.
Selain itu, kapitalisme membuat mental generasi muda menjadi mental konsumtif terhadap dunia hiburan dan mengedepankan imajinasi. Mereka telah termakan platform industri global. Yang mengakibatkan mereka lebih memilih menganggur daripada bekerja tidak sesuai dengan yang diimpikan.
Hasilnya generasi muda saat ini telah kehilangan arah dan makna hidup. Hal ini membuat generasi tidak memiliki alasan kuat untuk memperbaiki kondisinya menjadi lebih baik. Untuk dirinya saja mereka sulit, apalagi memikirkan kondisi masyarakat dan negara.
Support Sistem
Kondisi generasi muda saat ini hanya bisa ditangani dengan support sistem yang bisa mengatasi permasalahan dari akarnya.
Diantaranya dengan sistem pendidikan yang memberikan support penuh kepada siapa saja yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi muda juga akan dipahamkan mengenai konsep bahwa Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya. Serta konsep penciptaan manusia di bumi adalah untuk menjadi khalifah fil ardh (penjaga bumi).
Kemudian pendidikan harus mampu memenuhi kebutuhan industri seperti memberikan keahlian pada peserta didik melalui pelatihan kerja. Untik itu penyelenggaraan pendidikan dan penyediaan lapangan kerja merupakan hal yang wajib bagi negara.
Support sistem yang penting adalah pengukuhan pandangan dan pemikiran negara yang shohih. Yaitu pandangan negara yang berasal dari Dzat Pencipta yaitu Allah SWT. Dimana pandangan ini harus dicanangkan dan diterapkan oleh negara. Dengan demikian negara akan mampu menjaga stabilitas negara di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Dengan support sistem yang mumpuni tersebut niscaya generasi muda akan berlomba- lomba mengambil kontribusi dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak akan ada lagi generasi muda yang menganggur, generasi muda yang mandul. Mereka akan menjadikan bumi ini dalam kondisi terbaiknya yakni terlimpahnya rahmatan lil-'alamin dengan pengaruran yang sesuai ketetapan Allah.
Wallahu'alam bishowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H