Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Lainnya - Peternak

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Tuntaskan Dekadensi Moral Generasi

4 April 2024   21:09 Diperbarui: 4 April 2024   21:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Generasi muda merupakan calon penerus bangsa, perubah peradaban. Namun sayang, kondisi generasi kita semakin hari semakin memprihatinkan. Kasus kerusakan moral dan kekerasan, pergaulan bebas, gaya hidup hedonis dan liberal, susah dikasih nasihat menjadi wacana yang berseliweran setiap hari baik secara online maupun di kalangan masyarakat.

Ditambah lagi digitalisasi yang menjangkiti para generasi menambah semakin miris keadaan. Dimana digitalisasi yang berbarengan dengan sistem sekularisme liberal telah merusak mental dan identitas generasi sebagai pemuda tonggak perubahan dan peradaban. 

Sistem Sekuler


Jika ditelaah, rusaknya generasi saat ini disebabkan karena tiga aspek, yaitu rusaknya keluarga, rusaknya masyarakat dan rusaknya aspek negara. Kerusakan ini tentunya disebabkan oleh penerapan siatem sekuler di negara kita.

Dalam aspek keluarga, penerapan sistem ekonomi sekulerisme menjadikan keluarga terlebih ayah dan ibu kehilangan perannya. Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun akibat penerapan sistem ekonomi liberal, peran tersebut tidak tertunaikan dengan baik. Sehingga ibu, yang seharusnya mendidik anak dan mengatur rumah tangga, mau tidak mau harus mengambil peran mencari ekonomi demi keberlangsungan hidup keluarganya. Tak ayal, anak yang menjadi korban, tanpa perlindungan, tanpa pendidikan moral.

Dari sisi masyarakat, pengawalan terhadap kondisi generasi yang menyimpang semakin lemah. Masyarakat seolah abai dan mementingkan diri sendiri. Tanpa menyadari bahwa ketika tetangganya rusak maka akan merusak seluruh lingkungan masyarakat tersebut.

Kerusakan yang terakhir adalah pada aspek negara. Kurikulum pendidikan negeri ini berporos pada sistem pendidikan sekuler. Dimana kurikulum tersebut lebih mengedepankan nilai akademik dibandingkan dengan nilai moral dan akhlak. Porsi pendidikan agama di sekolahpun hanya dua jam sepekan, bahkan menurut wacana akan dihapuskan. Program yang dibuat bukannya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, namun arus moderasi beragama digencarkan di berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. Dengan kurikulum sekuler yang diterapkan ini, tujuan sistem pendidikan nasional demi mewujudkan pribadi beriman dan bertakwa mustahil terlaksana.

Kembali  Pada Islam

Islam sebagai agama paripurna memiliki solusi atas segala permasalahan di dunia ini. Pemecahan segala permasalahan ini tergabung dalam sebuah sistem, yaitu sistem Islam. Termasuk masalah dekadensi moral generasi. Islam sebagai sebuah sistem yang sesuai dengan fitrah manusia akan mampu menjaga generasi dari segala kerusakan mental dan moral.

Permasalahan dekadensi moral generasi bukan hanya permasalahan sistem pendidikan semata, namun juga sistem yang diterapkan negara saat ini adalah sistem sekuler, sehingga wajar jika permasalahan generasi saat ini tidak akan bisa diselesaikan.

Selanjutnya dalam mencegah dekadensi moral generasi, maka generasi harus dibentuk, diasah dan dipahamkan mengenai ketakwaan individu sejak dini. Generasi dipahamkan bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Dari sinilah sistem pendidikan Islam harus diterapkan. Sistem pendidikan Islam yang berbasis pada akidah Islam akan menjadikan generasi pribadi yang taat kepada Allah SWT.

Kemudian kontrol masyarakat juga harus dibangun. Suasana lingkungan di masyarakat yang terbiasa dengan saling mengingatkan, amar makruf nahi mungkar, dan berdakwah akan memberikan hasil lingkungan masyarakat yang kondusif. Maka kerjasama antar anggota masyarakat harus dibangun agar terwujud kontrol sosial di tengah - tengah masyarakat.

Terakhir hal yang harus dilakukan negara adalah tidak mengadopsi bentuk pemikiran dan tsaqafah asing yang merusak generasi. Memberikan akses dan fasilitas pendidikan gratis yang bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan memberikan sanksi yang tegas pada pelaku kejahatan meskipun pelakunya adalah generasi muda. Karena dengan sanksi yang berat akan membuat pelaku jera dan tidak akan mengulanginya lagi.

Untuk itu perlu penerapan sistem Islam oleh negara untuk mewujudkan generasi unggul, beriman, bertakwa dan berkarakter mulia.

Wallahu'alam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun