Generasi muda merupakan calon penerus bangsa, perubah peradaban. Namun sayang, kondisi generasi kita semakin hari semakin memprihatinkan. Kasus kerusakan moral dan kekerasan, pergaulan bebas, gaya hidup hedonis dan liberal, susah dikasih nasihat menjadi wacana yang berseliweran setiap hari baik secara online maupun di kalangan masyarakat.
Ditambah lagi digitalisasi yang menjangkiti para generasi menambah semakin miris keadaan. Dimana digitalisasi yang berbarengan dengan sistem sekularisme liberal telah merusak mental dan identitas generasi sebagai pemuda tonggak perubahan dan peradaban.Â
Sistem Sekuler
Jika ditelaah, rusaknya generasi saat ini disebabkan karena tiga aspek, yaitu rusaknya keluarga, rusaknya masyarakat dan rusaknya aspek negara. Kerusakan ini tentunya disebabkan oleh penerapan siatem sekuler di negara kita.
Dalam aspek keluarga, penerapan sistem ekonomi sekulerisme menjadikan keluarga terlebih ayah dan ibu kehilangan perannya. Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun akibat penerapan sistem ekonomi liberal, peran tersebut tidak tertunaikan dengan baik. Sehingga ibu, yang seharusnya mendidik anak dan mengatur rumah tangga, mau tidak mau harus mengambil peran mencari ekonomi demi keberlangsungan hidup keluarganya. Tak ayal, anak yang menjadi korban, tanpa perlindungan, tanpa pendidikan moral.
Dari sisi masyarakat, pengawalan terhadap kondisi generasi yang menyimpang semakin lemah. Masyarakat seolah abai dan mementingkan diri sendiri. Tanpa menyadari bahwa ketika tetangganya rusak maka akan merusak seluruh lingkungan masyarakat tersebut.
Kerusakan yang terakhir adalah pada aspek negara. Kurikulum pendidikan negeri ini berporos pada sistem pendidikan sekuler. Dimana kurikulum tersebut lebih mengedepankan nilai akademik dibandingkan dengan nilai moral dan akhlak. Porsi pendidikan agama di sekolahpun hanya dua jam sepekan, bahkan menurut wacana akan dihapuskan. Program yang dibuat bukannya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, namun arus moderasi beragama digencarkan di berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. Dengan kurikulum sekuler yang diterapkan ini, tujuan sistem pendidikan nasional demi mewujudkan pribadi beriman dan bertakwa mustahil terlaksana.
Kembali  Pada Islam
Islam sebagai agama paripurna memiliki solusi atas segala permasalahan di dunia ini. Pemecahan segala permasalahan ini tergabung dalam sebuah sistem, yaitu sistem Islam. Termasuk masalah dekadensi moral generasi. Islam sebagai sebuah sistem yang sesuai dengan fitrah manusia akan mampu menjaga generasi dari segala kerusakan mental dan moral.
Permasalahan dekadensi moral generasi bukan hanya permasalahan sistem pendidikan semata, namun juga sistem yang diterapkan negara saat ini adalah sistem sekuler, sehingga wajar jika permasalahan generasi saat ini tidak akan bisa diselesaikan.
Selanjutnya dalam mencegah dekadensi moral generasi, maka generasi harus dibentuk, diasah dan dipahamkan mengenai ketakwaan individu sejak dini. Generasi dipahamkan bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Dari sinilah sistem pendidikan Islam harus diterapkan. Sistem pendidikan Islam yang berbasis pada akidah Islam akan menjadikan generasi pribadi yang taat kepada Allah SWT.