Mohon tunggu...
Dianisa Rizkika
Dianisa Rizkika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang belajar menulis

Anak teknik yang gemar minum kopi dan bercita - cita menjadi pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cegah Anemia Lintas Usia, Ini Dia Nutrisi Penting yang Wajib Dikonsumsi

15 Februari 2021   18:54 Diperbarui: 15 Februari 2021   19:02 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anemia atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah, merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh sehingga kebutuhan oksigen jaringan tidak terpenuhi.

Gambar 2. Perbedaan Sel darah Normal dan Penderita Anemia Defisiensi Besi (Sumber : https://www.sehatq.com)
Gambar 2. Perbedaan Sel darah Normal dan Penderita Anemia Defisiensi Besi (Sumber : https://www.sehatq.com)

Gejala anemia dapat menyerang siapa saja tanpa melihat usia, jenis kelamin maupun etnis. Gejala anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia. Gejala ini muncul sebagai akibat berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan, sehingga gejala anemia dapat dirasakan  pada berbagai sistem atau organ di dalam tubuh. 

Gejala utamanya adalah pucat, lesu, lemah, kram otot, sesak pada saat beraktifitas, jantung berdebar dan pusing. Pada anemia berat atau anemia yang disebabkan oleh perdarahan akut, gejala yang terjadi dapat lebih berat dan mengancam jiwa seperti penurunan kesadaran, gangguan irama jantung, gagal jantung dan kematian.

Gambar 3. Gejala Umum Anemia (Sumber : https://hellosehat.com/)
Gambar 3. Gejala Umum Anemia (Sumber : https://hellosehat.com/)

Para wanita, anak kecil dan orang dengan penyakit jangka panjang merupakan golongan yang lebih rentan  mengalami anemia. Kelompok wanita yang dimaksud adalah wanita usia subur dan wanita hamil. Dampak anemia bagi ibu hamil cukup berbahaya diantaranya dapat menyebabkan pre-eklamesia, infeksi, perdarahan pasca kehamilan, gangguan fungsi jantung, gangguan pertumbuhan janin hingga bayi lahir prematur.

Bayi dan anak-anak usia pertumbuhan juga memiliki risiko tinggi mengalami anemia terutama anemia gizi akibat kekurangan zat besi. Hal ini dikarenakan anak-anak yang sering kali memilih-milih makanan, asupan makanan yang tidak bervariasi, kondisi tertentu yang menyebabkan gangguan penyerapan dan alergi makanan sumber zat besi. 

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa yang lebih tua juga memiliki risiko anemia yang lebih besar karena mereka lebih mungkin mengalami penyakit ginjal atau kondisi medis kronis lainnya. Anemia harus segera diatasi karena dapat memperburuk kondisi kesehatan apabila tidak segera diobati.

Anemia memiliki banyak jenis dan penyebab. Berdasarkan penyebab anemia, maka anemia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu anemia akibat perdarahan; anemia gizi (anemia defisiensi besi, anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12); anemia pada penyakit kronik (anemia pada infeksi HIV, pada penyakit rematik, anemia pada keganasan dan lain-lain); dan anemia akibat kegagalan produksi sel darah merah di sumsum tulang.

Jika dilihat dari dietary factors, anemia juga disebabkan beberapa factor, seperti kurangnya asupan zat besi dan vitamin C; konsumsi fitat berlebih yang menyebabkan tubuh kesulitan menyerap kalsium, zat besi, zat magnesium, dan zinc yang diperlukan tubuh serta terlalu sering mengonsumsi teh atau kopi berlebihan; dan melakukan fad diets atau diet jangka pendek tanpa memperhatikan asupan gizi yang masuk dalam tubuh.

Anemia yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah anemia defisiensi besi, diikuti oleh anemia pada penyakit kronis. Pada anemia defisiensi besi terdapat penurunan zat besi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Anemia pada penyakit kronik terjadi gangguan dalam penggunaan zat besi untuk pembentukan hemoglobin. 

Pada penyakit atau radang kronik zat besi di dalam tubuh tidak dapat digunakan karena proses radang yang terjadi menghambat penggunaan zat besi untuk membentuk hemoglobin. Karena penyebab utamanya adalah radang, maka anemia ini dapat terjadi pada siapa saja yang mengalami penyakit atau  peradangan.

Salah satu upaya pencegahan anemia adalah dengan melakukan pemeriksaan darah secara berkala di laboratorium sehingga dapat diketahui adanya anemia atau adanya penyakit yang berisiko untuk terjadinya anemia sedini mungkin. 

Cara dan upaya pencegahan paling efektif terjadinya anemia kepada remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan balita yaitu melalui konsumsi gizi seimbang dan lengkap. Konsumsi makanan kaya akan zat besi dan pengoptimalan penyerapan zat penting untuk dilakukan terutama memastikan bahwa asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari seimbang.

Jika asupan gizi didominasi dengan sumber besi non heme (fitat, tannin, polifenol, kalsium dan zink), pastikan dikonsumsi bersama dengan unsur yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi (Vitamin C, Asam Sitrat, atau komponen makanan lainnya). Untuk mencegah anemia dianjurkan pula mengonsumsi fortifikasi makanan seperti tepung terigu atau tepung beras, biskuit dan juga susu, serta tidak lupa untuk rutin mengonsumsi tablet penambah darah sesuai anjuran dokter.

Khusus bayi dan balita upaya penanganan anemia dan masalah gizi lainnya perlu dilakukan beberapa hal diantaranya pemantauan pertumbuhan secara berkala, pemberian suplemen vitamin A, garam iodium serta fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia); Zink untuk manajemen diare; memberikan susu pertumbuhan dan pemberian obat cacing.

Berikut merupakan jenis-jenis asupan nutrisi yang penting untuk dikonsumsi dalam rangka pencegahan anemia, sehingga kebutuhan tubuh terhadap semua zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah terpenuhi. Yuk, mari kita simak penjelasannya!

Gambar 4. Makanan yang Wajib Dikonsumsi Penderita Anemia (Sumber :https://www.klikdokter.com/)
Gambar 4. Makanan yang Wajib Dikonsumsi Penderita Anemia (Sumber :https://www.klikdokter.com/)

1. Zat Besi

Tubuh membutuhkan zat besi untuk membentuk hemoglobin. Substansi ini bisa berasal dari produk hewani dan nabati. Bahan makanan sumber zat besi yang berasal dari hewani diantaranya adalah hati dan daging ayam, hati dan daging domba,hati dan daging sapi serta ikan salmon. Sedangkan makanan kaya akan zat besi yang berasal dari nabati diantaranya diperoleh dari kecipir, tempe. Bayam, daun singkong, asparagus, tahu, brokoli, kacang buncis, kangkong, wortel dan masih banyak lainnya.

Pada beberapa kondisi, seseorang yang mengalami anemia memerlukan suplemen zat besi. Ini karena diet saja dikhawatirkan tidak dapat memenuhi target kadar hemoglobin yang harus dicapai. Konsumsi suplemen zat besi harus atas dasar indikasi yang jelas atau berdasarkan rekomendasi dari dokter.

2. Vitamin C

Vitamin C tidak secara langsung mencegah anemia, tetapi membantu penyerapan zat besi agar lebih optimal sehingga bisa mencegah anemia. Sumber utama vitamin C adalah sayuran dan buah-buahan –seperti paprika merah, brokoli, jambu biji, kiwi, cabai, kelengkeng, strawberry, tomat, jeruk dan masih banyak lainnya.

3. Asam folat

Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin B yang larut dalam air. Zat ini berfungsi membantu tubuh membentuk sel, termasuk sel darah merah. Kurangnya asam folat berhubungan erat dengan kejadian anemia megaloblastik, yang umumnya menimpa ibu hamil. Oleh karena itu, asam folat sangat penting bagi ibu hamil. 

Selain mencegah anemia, zat ini juga mencegah terjadinya cacat bawaan pada bayi. Asam folat bisa didapatkan dari telur, buah-buahan, dan sayuran hijau. Selain itu, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi susu yang mengandung asam folat dan mineral lainnya seperti produk Lactamil yang diproduksi oleh Danone Indonesia yang sudah terbukti kualitasnya.

4. Vitamin B12

Sama halnya dengan asam folat, kekurangan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia megaloblastik. Sumber makanan yang mengandung vitamin B12 adalah susu, daging, kerang, keju, yoghurt, ikan, dan hati.

Makanan yang mengandung gizi yang sudah disebutkan di atas merupakan makanan yang umum kita temui dan mudah dalam pengolahannya. Guna mencegah bahkan mengobati anemia, mari kita biasakan diri untuk mengonsumsi makanan yang mengandung  gizi seimbang secara rutin dan teratur.

Konsumsi nutrisi seimbang sejak dini, jawab tantangan kesehatan lintas generasi kini dan nanti.

REFERENSI

Webinar Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi disiarkan di Youtube Nutrisi Untuk Bangsa

http://awalbros.com/patologi-klinik/kenali-jenis-anemia/

https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2701167/nutrisi-penting-untuk-mengatasi-anemia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun