Di tingkat dunia, kerugian akibat penyakit tumbuhan ini mencapai 30 persen [5]. Karena lahan pertanian yang terbatas, food security ini menjadi isu yang cukup penting sekarang ini karena akan menyebabkan kerugian produksi yang jumlahnya sangat besar.Â
Penyebab para petani kesulitan untuk menghadapi masalah ini antara lain karena petani tidak tahu cara menangani penyakit tanaman dengan tepat karena keterbatasan pengetahuan, kemiripan gejala, dan tidak mengetahui produk apa yang tepat untuk menanganinya [6].
Maraknya gerakan go digital pertanian dibuktikan dengan bermunculannya banyak aplikasi mobile dengan beragam manfaat, salah satunya dalah aplikasi yang dikenal sebagai aplikasi 'dokter tanaman', Dr.Tania. Dikatakan demikian karena aplikasi Dr.Tania dapat mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang tanaman dan cara mengatasinya.Â
Dr. Tania adalah produk dari PT. Neura Cipta Nusantara (Neurafarm) yang didirikan tahun 2017 di bawah Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewiarusahaan (LPIK) ITB. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pertanian presisi yang digagas oleh Naufalino Fadel Hutomo, Febi Agil Ifdillah, Pebriani Artha, dan Lintang Kusuma Pratiwi [7].
Aplikasi ini tentu saja sangat bermanfaat bagi petani milenial yang minim pengalaman dalam mengatasi penyakit tanaman tertentu dan tersedia dalam bahasa Indonesia. Cara penggunaannya juga sangat mudah, pertama unduh terlebih dahulu  aplikasi Dr.Tania di Google Play Store. Setelah diunduh, lalu buka aplikasinya.Â
Jika ingin mengetahui penyakit suatu tanaman, ambil gambar daun atau batang dari tanaman yang terserang penyakit lalu upload ke aplikasi Dr.Tania. Dalam waktu cepat, aplikasi Dr.Tania, akan memberikan diagnosis lengkap termasuk gejala, cara penanganan, dan juga akses ke produk-produk obat yang dapat digunakan untuk menangani penyakit terkait [6].
Aplikasi ini tak hanya ditujukan bagi petani. Tapi juga bisa digunakan oleh penghobi tanaman. Aplikasi tersebut masih terus melakukan pengembangan karena saat ini aplikasi tersebut hanya dapat mengidentifikasi 35 penyakit tanaman yang berasal dari 14 komoditas utama yang diproduksi oleh petani Indonesia [6].
Rencana kedepannya, aplikasi Dr.Tania tak hanya digunakan untuk mendeteksi penyakit tanaman, tetapi juga akan dibuat untuk manajemen penyakit pada tanaman hingga mengecek kondisi lingkungan pertanian seperti kondisi tanah, kelembaban dan keasaman tanah dengan IoT (internet of things, menggunakan sensor dan dihubungkan dengan internet). Dan sedang dirancang untuk menambahkan panel surya pada perangkat IoT mereka tersebut. Sehingga perangkat ini bisa mengisi daya dengan sendirinya [8].
Dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045, segenap program dan kerjasama dikerahkan pemerintah untuk mengenalkan pertanian digital. Sambil menyelam minum air, itulah gambaran dari digitalisasi pertanian yang  juga menargetkan peningkatan regenerasi petani dan menggaet peran aktif petani milenial dalam dunia pertanian masa kini. Selain itu, digitalisasi pertanian diharapkan dapat mendukung pencapaian target swasembada pangan dengan panen yang terus meningkat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani.
Penerapan aplikasi mobile Dr.Tania yang dapat memudahkan identifikasi masalah hama dan penyakit tanaman hanya dengan smartphone merupakan salah satu bentuk digitalisasi pertanian. Dengan fitur yang sangat user-friendly, diharapkan manfaat ke depannya akan dirasakan petani hingga mengurangi kerugian produksi akibat hama dan penyakit tanaman sehingga produktivitas petani Indonesia meningkat.
Â