Mohon tunggu...
Dianing Widya
Dianing Widya Mohon Tunggu... -

Novelis | Pengelola Lembaga Sosial SPIRIT KITA [www.spiritkita.org] | Ibu rumah tangga | Blog: dianing.wordpress.com | Twitter: @dianingwy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah Agama dalam Sinetron Kita

7 Agustus 2012   21:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau pun ada kritik atau keluhan dari masyarakat yang bernada mencemaskan kualitas sinetron bernuansa agama, tidak ada yang bisa mengubah keadaan. Sinetron itu tetap terus digarap dan masyarakat tetap saja melihat, meski sudah tahu sinetron yang dilihat sama sekali tak mencerminkan kehidupan agamis.

Memang, ketika orientasi ekonomi begitu mendominasi sebuah pruduk, akhirnya esensi dan nilai dari produk itu akan terkalahkan. Maka menjadi sah saja jika Karl Marx mengungkapkan bahwasannya komoditas berakar pada orientasi materialis (Marx via Ritzer dan Goodman). Orang-orang memproduksi obyek tertentu untuk bertahan hidup, tak terkecuali sinetron berlabel agama.

Mereka yang terlibat produksi produk itu bukanlah bekerja untuk eksistensi dirinya sebagai manusia, melainkan untuk kapitalisme, untuk pemilik modal. Merekalah pemenang dari pertarungan citra dan selera karena mereka memiliki uang untuk membeli citra dan selera itu.

Sebetulnya, bukan penonton (masyarakat) yang berkuasa dalam memutuskan untuk mengkonsumsi citra dan selera. Tapi yang berkuasa adalah produser dan televisi. Masyarakat justru berada dalam posisi lemah, posisi menerima, bukan posisi untuk bernegosiasi dengan produser dan televisi.

Pertanyaannya sampai kapan masyarakat kita terus dijejali sinetron yang demikian? Para pembuat sinetron dan televisi seperti tidak pernah lelah untuk terus memproduksi citra agama dengan caranya sendiri. Meski sebetulnya bukan hanya citra agama yang sedang diperdagangkan. Citra manusia Indonesia juga dijungkirbalikkan. ***

CATATAN:

Tulisan ini pernah dimuat di hariandetik [hariandetik.com], 1 Juni 2012, kemudian saya dokumentasikan di blog: dianing .wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun