Mohon tunggu...
Dee Latif
Dee Latif Mohon Tunggu... Administrasi - Sulung dari 5 bersaudara

Pecinta kucing, suka merajut sambil dengerin musik atau nonton drakor n k show

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Trauma!

18 Maret 2021   13:44 Diperbarui: 18 Maret 2021   13:50 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi makin tua malah aku makin trauma dengan perihal mencari pasangan ini. Bukan pula karena aku bergeser orientasi seksual ke sesama jenis yaaa, sungguh bukaaan. Aku asli doyan laki, aku jatuh cinta berkali-kali baik dengan lelaki dunia nyata, dunia maya, maupun dunia halusinasiku yang penuh dengan celebrity Korea.

Sudah lama aku trauma seperti ini, sejak umurku 30an. Awal mulanya Ketika ada salah seorang pria yang meminta ditaarufkan denganku, sejak awal dia yang semangat sekali, ingin mempercepat segala prosesnya, selalu memberi jawaban secepat kilat di hari yang sama, ga nunggu besok atau lusa sesuai kesepakatan.

Hingga pada suatu hari, setelah dia bertemu dan berbicara dengan bapakku, malah dia menghilang bak ditelan bumi. Bukan hanya sehari dua hari, atau seminggu dua minggu, melainkan berbulan-bulan. Bahkan sang perantara pun tidak bisa menghubunginya, tidak bisa menemukannya dimana pun. Di rumahnya sekali pun! Sampai aku tanya sama bapak, habis ngobrol apa aja, takutnya dia sakit hati. Bpk bilang ngobrol santai aja, minta ijin, ngomongin kampung ibunya yang ternyata sama dengan bapakku.

Firasatku saat ini, mungkin dia sedang ada masalah. Atau kecelakaan kah?

Setelah sang perantara berhasil menemuinya, barulah aku mendapatkan kabar jika dia minta mundur dari proses ta'aruf yang hampir kelar ini. Alasannya karena dia sedang ada masalah keuangan keluarga, ayahnya sakit di kampung dan lain sebagainya, intinya...karena itu dia merasa tidak siap untuk menikah dalam waktu dekat. Aku diminta untuk tidak menunggu sampai dia siap, dia lepasin aku demi kebaikanku katanya, berharap aku segera bertemu dengan lelaki yang lebih baik darinya.

Ya sudahlah, orang udah bilang ga siap dan ga minta ditunggu, aku mau bilang apa? Jangankan ga siap, ga mau aja aku ikhlas kok! Asal jangan bohong, itu saja.

Sebulan setelah pembatalan ta'aruf itu, aku lihat di FBnya kalau dia minta dido'akan menjelang pernikahan, nah loh! Kan baru putus proses dari aku karena ga siap, nah ini malah sudah siap nyebar undangan. Sumpah! dia yang katanya alim dan rajin mengaji itu ternyata lebih brengsek dari semua cowok yang pernah hadir dalam hidupku.

Aku ikhlas, dia bukan jodohku!

Setelah pengalaman traumatis ini aku terus semangat ikhtiar nyari jodoh baik yang kenal sendiri, dikenalkan kawan maupun keluarga. Dan semuanya ada-ada saja penyebab kegagalannya. Tidak ada yang normal!

Yang paling tidak normal itu pernah dijodohkan dengan seorang arsitektur, duda 2x dengan anak 1, istri pertama minta cerai, istri kedua meninggal. Setelah akrab ngobrol macam-macam menggali segala rupa informasi tentang diri masing-masing, akhirnya kami ketemuan di salah satu mall. Saat itu sedang bulan puasa, ceritanya kami ifthar bareng. Disinilah aku merasa dia tidak sejalan denganku terutama dari sisi ke-Islaman, dia penganut yang tidak bisa sholat di lain tempat selain rumah atau masjid khusus golongannya, bagi dia tempat lain penuh dengan najis. Dia juga maksa banget supaya aku menuliskan do'a "pengasihan" yang dia dapatkan dari salah satu syekh di Cirebon yang pernah ditemuinya dulu. Dari syekh itu dia dapatkan sabuk keramat dan sepenggal do'a pengasih yang katanya selalu ampuh dia gunakan saat menundukkan klien sulit.

Aku tidak bawa kertas maupun alat tulis saat itu, dia bela-belain minta ke kasir, tapi hanya dipinjami pulpen saja. Akhirnya dia suruh aku tulis do'anya pada selembar kertas struk pembayaran makanan kami, tidak muat disuruh lanjut tulis di tissue makan (maksa banget kan!). Diulanginya terus menerus do'a itu di hadapanku, bahkan dirapalkan sambil membaca garis telapak tanganku, kata dia jodohku sangat jauh kalau sudah menolak satu laki, lebih baik langsung mau saja kalau ada yang melamar (seperti dia maksudnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun