Mohon tunggu...
Dee Latif
Dee Latif Mohon Tunggu... Administrasi - Sulung dari 5 bersaudara

Pecinta kucing, suka merajut sambil dengerin musik atau nonton drakor n k show

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa?

21 Desember 2017   13:27 Diperbarui: 21 Desember 2017   13:29 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Tapi apakah dengan muslim berkualitas terbaik di dunia? Boleh bangga karena Islamnya, tp bukan karena jumlahnya. Kenapa? Karena diantara ribuan yang banyak itu masih banyak juga yang lisannya kurang baik bahkan tidak baik, akhlaknya na'udzubillah dan aqidahnya meragukan.

Masih banyak pula muslim yang mulutnya seperti tong sampah, menghina dan menghujat orang-orang yang tidak mereka sukai dengan lantang dan lancar tanpa kenal tempat dan waktu, menggebu-gebu seru dan sibuk mencari sekutu yang bersedia meniru. Kenapa? Mungkinkah saya yang salah persepsi? Apakah ada ayat atau hadits yang membolehkan kelakuan seperti itu?.

Sama pula saat ini, ketika ada 1 orang manusia bunuh diri di belahan bumi lain, pantaskah untuk dijadikan meme lucu-lucuan atau status nyinyir-nyinyiran sebagai manusia "plastik"?. Kenapa? Apa karena dia yang menurutmu pernah operasi plastik jauh lebih buruk dari kau yang tidak pernah operasi plastik? Bagaimana jika wajahmu asli tapi sikapmu palsu? Apalagi hatimu penuh debu, pikiranmu picik dan perilakumu serupa Dajjal?.

Kenapa? Ketika membela warga Palestina yang suci tapi sambil mencela manusia lain yang kau anggap tidak suci? Karena dia bukan Palestinian kah? Karena bukan muslim? Karena dia bunuh diri? Atau karena dia pernah menyakitimu? Pernahkah dia menyakiti warga Palestina juga? Kenapa dia dibawa-bawa dalam status kemanusiaanmu yang jadinya tidak manusiawi? Kenapa tidak cela dan caci maki juga mereka, muslim yang membunuh atau memutilasi istrinya? Dan mereka semua yang mengaku beragama Islam bahkan merasa banyak ilmu tapi kelakuannya abnormal, seperti pedofil, koruptor dan pelakor?

Peduli lah terhadap seluruh manusia yang ada di muka bumi ini, apa pun agama dan kebangsaannya, ketika mereka terjatuh, terluka, tersakiti, teraniaya atau tersesat. Peduli lah dari dasar hati yang penuh dengan empati bukan karena sedang trendy. 

Mengacalah pada diri sendiri sebelum mencela org lain. Apakah dirimu sudah lbh baik dari yang kau cela?. Apakah kau pikir Allah akan mengabulkan do'a dan harapanmu untuk kebaikan Islam ketika di waktu yang sama kamu mencoreng nama baik Islam? Apakah seperti ini gambaran besar kenyataan bahwa jumlah ummat Islam akan semakin besar tapi hanya akan seperti buih di lautan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun