Mohon tunggu...
Hikari Articale
Hikari Articale Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Khusus menulis artikel dari berbagai macam media untuk dibedah atau dibahas lebih lanjut. Atau kusebut "Articale Therapy"

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cerai Bukan Alasan Telantarkan Anak!

28 Januari 2025   09:59 Diperbarui: 28 Januari 2025   09:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perceraian adalah salah satu peristiwa yang paling sulit dalam kehidupan seseorang. Tidak hanya melibatkan dua individu yang memutuskan untuk berpisah, tetapi juga berdampak besar pada anak-anak yang terlibat. Sayangnya, dalam beberapa kasus, perceraian justru menjadi alasan bagi salah satu atau kedua orang tua untuk mengabaikan tanggung jawab mereka terhadap anak. Padahal, cerai bukanlah alasan untuk menelantarkan anak. Sebaliknya, perceraian seharusnya menjadi momen untuk memastikan bahwa kebutuhan anak tetap menjadi prioritas utama.

Dampak Perceraian Terhadap Anak

Perceraian dapat menimbulkan berbagai dampak emosional, psikologis, dan sosial pada anak. Berikut adalah beberapa dampak yang sering terjadi:

1. Kehilangan Rasa Aman: Anak-anak sering merasa kehilangan rasa aman ketika melihat kedua orang tua mereka berpisah. Mereka mungkin merasa bingung, takut, atau bahkan bersalah atas perpisahan tersebut.

2. Masalah Perilaku dan Akademik: Anak-anak dari keluarga yang bercerai lebih rentan mengalami masalah perilaku seperti agresivitas, kecemasan, atau depresi. Mereka juga mungkin mengalami penurunan prestasi akademik akibat kurangnya dukungan emosional.

3. Kesulitan Membentuk Hubungan di Masa Depan: Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai seringkali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan stabil di masa dewasa.

Namun, dampak negatif ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak melewati masa sulit ini dengan lebih baik.

Pentingnya Peran Orang Tua Setelah Perceraian

Perceraian tidak mengubah fakta bahwa anak tetap membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa peran orang tua tetap sangat penting setelah perceraian:

  • Stabilitas Emosional: Kehadiran kedua orang tua secara aktif dalam kehidupan anak dapat membantu mereka merasa lebih stabil secara emosional.
  • Pengasuhan yang Seimbang: Dengan berbagi tanggung jawab, anak-anak dapat merasakan bahwa mereka masih memiliki dua orang tua yang peduli.
  • Contoh Positif: Orang tua yang tetap bekerja sama meskipun sudah bercerai memberikan contoh positif tentang bagaimana menghadapi konflik dengan cara yang sehat.

Tips Parenting Bersama Setelah Berpisah

Mengasuh anak bersama setelah perceraian memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk parenting bersama:

1. Fokus pada Kesejahteraan Anak: Selalu utamakan kebutuhan dan kesejahteraan anak di atas konflik pribadi. Ingat, perceraian adalah antara Anda dan pasangan, bukan dengan anak.

2. Komunikasi yang Efektif: Jaga komunikasi yang baik dengan mantan pasangan Anda. Hindari pertengkaran di depan anak dan gunakan komunikasi yang jelas serta penuh rasa hormat.

3. Rencana Pengasuhan yang Jelas: Buat jadwal pengasuhan yang konsisten dan jelas. Pastikan anak tahu kapan mereka akan bersama masing-masing orang tua.

4. Hindari Membuat Anak Sebagai Perantara: Jangan pernah meminta anak untuk menyampaikan pesan atau mengambil keputusan di antara Anda dan mantan pasangan.

5. Terbuka pada Mediasi: Jika ada konflik yang sulit diselesaikan, pertimbangkan untuk menggunakan jasa mediator atau konselor keluarga.

Hukum dan Aturan Terkait Hak Asuh Anak di Indonesia

Di Indonesia, hak asuh anak setelah perceraian diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (untuk yang beragama Islam). Berikut adalah beberapa poin penting:

1. Hak Asuh Anak di Bawah Umur: Dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, hak asuh anak yang belum mencapai umur 12 tahun biasanya diberikan kepada ibu. Namun, ayah tetap memiliki kewajiban untuk menanggung biaya hidup anak.

2. Hak Asuh Anak di Atas 12 Tahun: Anak yang sudah berusia di atas 12 tahun biasanya diberikan kebebasan untuk memilih ingin tinggal bersama siapa, ayah atau ibu.

3. Kewajiban Nafkah Anak: Pasal 41 Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa ayah bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan anak, bahkan setelah perceraian. Jika ayah tidak mampu, ibu dapat mengambil alih tanggung jawab ini.

4. Pentingnya Putusan Pengadilan: Hak asuh anak harus ditentukan melalui putusan pengadilan untuk menghindari konflik di kemudian hari. Keputusan ini juga memberikan perlindungan hukum bagi anak dan kedua orang tua.

Kesimpulan

Perceraian memang bukan hal yang mudah, baik bagi orang tua maupun anak-anak. Namun, itu bukan alasan untuk menelantarkan anak atau mengabaikan tanggung jawab sebagai orang tua. Dengan komunikasi yang baik, rencana pengasuhan yang jelas, dan komitmen untuk selalu mengutamakan kepentingan anak, dampak negatif perceraian dapat diminimalkan.

Ingatlah bahwa anak-anak adalah anugerah yang harus dijaga, tidak peduli bagaimana hubungan Anda dengan mantan pasangan. Jangan biarkan perceraian menjadi penghalang bagi mereka untuk tumbuh dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Karena pada akhirnya, kebahagiaan dan kesejahteraan anak adalah yang paling utama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun