orang lain dalam tim.
3) Cakap mengelola stress dan menghadapi hambatan/tantangan.
4) Optimalkan sumber daya warga sekolah dan komunitas secara efektif.
5) Membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati (kolaborasi positif).
6) Memberikan kontribusi sebagai wujud well-being di sekolah/ komunitas tim.
Langkah penguatan kompetensi sosial emosional yang penting bagi rekan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah saya saat ini adalah menjadi teladan dalam berempati pada sesama melalui kolaborasi positif yang saling menghargai keberagaman.Â
Alasan saya memilih hal tersebut adalah perilaku berempati dalam suatu hubungan (relasi) pada kolaborasi tim akan meningkatkan rasa saling percaya (trust) antar personil dalam tim yang mengakselerasi tujuan pembelajaran bermakna bagi seluruh warga sekolah/ tim stakeholder pendidikan.
Kesimpulan
Pembelajaran sosial dan emosional merupakan proses pembelajaran yang menghadirkan keterbukaan, keterlibatan, koneksi, dan tujuan yang berdampakpada well-being (kesejahteraan psikologis) ekosistem sekolah.
Guru, orangtua dan orang dewasa lainnya di sekolah memiliki peran yang sangatsignifikan untuk menciptakan lingkungan dan suasana yang memungkinkanmurid aktif melihat, mendengar, merasakan, mengungkapkan, merefleksikan,dan menerapkan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan 5 kompetensisosial emosional (KSE).
Menggerakkan orang lain untuk menerapkan 5 KSE itu tidak mudah, perluproses yang konsisten dimulai dari diri si penggerak itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H