Perilaku well-being terlihat pada seseorang melalui sikap positif pada diri dan orang lain, bisa mengambil keputusan sendiri, mengatur tingkah laku diri, memenuhi kebutuhan diri dengan baik dan selalu berusaha eksplorasi/ mengembangkan diri untuk tujuan hidup yang bermakna.Â
Well-being dalam pembelajaran sangat penting karena bisa membuat murid yang; mencapai prestasi akademik, kesehatan mental dan fisik, tangguh mengelola stress dan terlibat dalam perilaku sosial bertangung jawab.
 Realisasi well-being di sekolah akan menciptakan budaya positif yang saling bersinergi dalam tim di sekolah dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Strategi penerapan  pembelajaran sosial berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam pembelajaran sosial dan emosional di kelas,  guru mempraktikkan  teknik STOP  yaitu Stop/ berhenti sejenak, Take a deep Breath/ tarik nafas dalam, dan keluarkan.
Observe/ Amati yang dirasakan pada tubuh, berdialog dengan tubuh, ucapkan terimakasih pada tubuh dan katakan pada bagian tubuh yang lelah/ sakit semua akan baik-baik saja, berdialog dengan Tuhan (Allah SWT), berterimakasih atas nikmatNya yang masih dirasakan hingga saat ini.Â
Proceed/ lanjutkan kembali aktivitas dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, sebagai wujud rasa syukur dan sikap yang lebih positif sesuai konteksnya di kelas dan komunitas lingkungan sekolah.Â
Hawkins (2017) menyatakan bahwa Kesadaran penuh itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang.Â
Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan. Lingkungan belajar yang didasari rasa ingin tahu, percaya dan kasih sayang akan menumbuhkan kesadaran diri murid tentang perasaan mereka, pikiran dan perilakunya, kekuatan-kelemahan nilai-nilai yang dimiliki dengan lebih baik.
Hal penting yang saya peroleh dari modul 2.2 ini adalah mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional dalam rancangan pembelajaran berdiferensiasi sesuai materi dalam kurikulum yang berpihak pada murid. Fokus pada nilai kebijaksanaan dan berempati yang efektif dalam tim di kelas/ sekolah. Langkah/ upaya yang saya lakukan melalui:
1) refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang/telah dijalankan,
2) menghargai keberagaman melalui identifikasi kekuatan - kelemahan, minat, dan perasaan