Koneksi antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.a.8
Assalamualaikum teman-teman guru semua…
Semangat Pagi…
Salam sehat, bahagia dan selalu bersyukur atas nikmatNya.
Bagaimana kabar teman-teman semua? InsyaAllah selalu dilimpahkan nikmat iman, sehat dan bahagia atas setiap rahmatNya.
Perkenalkan saya adalah guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, tepatnya di SDN Duren Sawit 05. Nama saya Dian Handayani, biasa dipanggil Dian. Alhamduliilah saya mendapat kesempatan menjadi calon guru penggerak (CGP) angkatan 05.27 dari DKI Jakarta. Pada pembelajaran CGP modul 1.1.a.8 saya akan membuat artikel mengenai koneksi antar materi filosofi pemikiran KHD. Saya membuat artikel ini bertujuan memberikan gambaran konkret tentang refleksi pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan pemikiran KHD. Semoga saya pribadi dan pembaca, khususnya pendidik dan stakeholder pendidikan (siswa, orangtua, lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat) mampu menerapkan pembelajaran berdasarkan pemikiran KHD dalam kehidupan sehari-hari.
Bismillahirrohmanirrohim…
Pertama saya akan berbagi pengalaman/ cerita tentang siswa dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1. Sebelum saya mempelajari pemikiran KHD, sebagai guru saya;
- membuat target waktu dalam menyelesaikan semua materi yang sudah ditentukan dalam kuriklum dan silabus.
- menyusun alokasi waktu dalam menyelesaikan materi tersebut.
- Semua siswa harus menguasai materi yang disampaikan pada alokasi waktu yang sudah ditentukan. Biasanya saya menyediakan cadangan waktu untuk mengulangi dan mengevaluasi daya serap siswa pada materi tersebut.
- Saya menyampaikan konsep pemahaman dan memberikan kata kunci pada siswa untuk memudahakan siswa memahami konsep materi pelajaran. Konsep materi yang disampaikan lebih menekankan pengetahuan kognitif karena mengejar target penilaian harian (PH), PTS, dan PAS di atas KKM kelas dan sekolah.
- Pembelajaran keterampilan, sering saya jadikan tugas mandiri di rumah.
- Metode pembelajaran yang digunakan sama untuk semua siswa di kelas.
- Siswa harus patuh, mengikuti arahan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher center learning), tanpa melihat karakterestik/ keunikkan yang ada pada diri individu siswa.
Namun demikian saya selalu memberikan motivasi, gambaran hidup, dan contoh-contoh tokoh teladan yang ada di lingkungan belajar siswa, sebagai bahan pembelajaran untuk hidup bermakna dan bermanfaat untuk diri sendiri, sesama manusia, lingkungan sekitar dan dunia . Saya juga selalu berupaya komunikatif dengan siswa, orangtua/ keluarga siswa guna menciptakan iklim pembelajaran di kelas yang bahagia, nyaman, saling percaya, dan bersyukur atas kondisi yang diterima.
Perubahan pemikiran atau perilaku setelah menjalani Pendidikan Guru Penggerak angkatan 5 pada modul 1.1, saya sebagai pribadi sangat bersyukur atas ilmu dan pengalaman belajar bersama CGP, fasilitator dan pengajar praktik. Saya semakin bersemangat untuk menerapkan filosofis Pendidikan KHD dalam menjalankan peran saya sebagai guru, orangtua, dan anggota masyarakat. Saya menyadari bahwa kita sama-sama menjadi pembelajar. Guru, siswa, orangtua, keluarga dan lingkungan masyarakat adalah tim pembelajar yang akan hebat jika menerapkan filosofis Pendidikan KHD “ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karsa tut wuri handayani” guna mencapai keselamatan dan kebahagian hidup setinggi tingginya sebagai manusia dan bagian masyarakat.
ing ngarso sung tulodo: Di depan: guru, orangtua/keluarga sebagai pendidik memberikan contoh teladan berupa tuntunan pada anak di depan dalam aspek jasadiyah (kesehatan fisik), ruhiyah (spiritual) dan akliyah (ilmu pengetahuan).
ing madya mangun karsa: Di tengah-tengah guru, orangtua sebagai pendidik mampu membangun kepercayaan (trust) dalam kolaborasi tim (di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat) sehingga semua anggota tim merasa nyaman, sadar saling berbagi eksplorasi potensi dan kemampuan diri, mengarahkan(meyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk tujuan bersama tim), bersatu padu mencapai goal (tujuan bersama hasil kesepakatan dalam tim).
tut wuri handayani: Di belakang guru, orangtua sebagai pendidik membangun motivasi, kontroling pada siswa (anak didik) untuk tetap berada pada jalan/track yang telah disepakati bersama dalam meraih tujuan bersama tim dan cita-cita yang mereka inginkan.
Proses pembelajaran berdasarkan filosofi pemikiran KHD yang menitikberatkan pada proses “menuntun”, KHD mengibaratkan peran pendidik (guru, orangtua/ keluarga) seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak didik (siswa) adalah biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak kebun di lahan yang telah disediakan (seperti lingkungan rumah, sekolah, masyarakat). Bila ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapat sinar matahari dan pengairan yang baik, meskipun biji tersebut kurang baik, dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan yang baik dari pak tani, demikian juga sebaliknya (ini seperti kegiatan tim pembelajar dalam memberikan perlakuan yang tepat).
Proses menuntun dalam konteks sosial budaya yaitu proses kolaborasi merencanakan, mengarahkan, memberi perlakuaan dan mengawasi tim pembelajar (stakeholder pendidikan) yang relevan dengan sosial budaya setempat.
Menurut saya, dalam proses “menuntun”, guru, siswa, orangtua/keluarga, lingkungan sekitar adalah satu tim pembelajar. Sesuai dengan pandangan merdeka belajar, pembelajar bebas belajar darimana dan kapan saja sesuai kebutuhannya. Perlu kolaborasi tim pembelajar yang kuat agar tercipta harmonisasi dalam tim, jika ada satu atau beberapa orang dalam tim yang tidak sehat maka akan mempengaruhi bagian lain dalam tim. Sebagai tim pembelajar, kita harus cermat mengidentifikasi anggota tim sesuai kodrat alam (bawaan/uniknya) dan zaman. Terus belajar, manambah wawasan pembaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi, adaptif terhadap perubahan, solutif pada tantangan sesuai zamannya, belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya (sejarah akan terulang dengan sendirinya).
Hal-hal yang bisa saya terapkan lebih baik agar kelas mencerminkan pemikiran KHD, antara lain:
- Pada awal pembelajaran, membuat kesepakatan kelas bersama siswa sebagai penerapan wujud merdeka belajar.
- Melibatkan tim pembelajar (siswa, guru, orangtua, lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat) dalam menciptakan iklim budaya belajar yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya daerah lokal.
- Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
- Memberi kebebasan pada siswa menyelesaikan tugasnya sesuai potensi dan kemampuannya, bebas mengekspresikan hasil karyanya. Beri bimbingan/ tuntunan sesuai dengan karakteristik dirinya.
- Memberi kebebasan pada siswa berargumentasi dan mencari informasi dari berbagai sumber belajar sebagai satu tim pembelajar.
- Mengintegrasikan permainan-permainan daerah sebagai sumber belajar kongkrit (nyata) untuk siswa dalam melatih kecakapan abad 21 (komunikasi, kolaboratif, kreatif, kritis) dan penanaman budi pekerti/ karakter/ watak.
- Pembiasaan life skill (keterampilan hidup) yang terintegrasi dengan norma agama, nilai-nilai luhur keluarga, masyarakat, dan adaptif pada tantangan zaman. Contoh pembiasan berdoa sebelum dan setelah kegiatan, menyisihkan uang saku untuk amal (religius, numerasi), bercerita (literasi), pramuka, diskusi dan kerja kelompok (dasar-dasar kepemimpinan), jiwa berwirausaha (market day), sains club, dsb.
- Memberikan kasih sayang yang tulus, apresiasi atas usahanya, mengayomi siswa sesuai keunikkannya dan contoh perilaku teladan yang baik.
- Menanamkan rasa nyaman, percaya (trust) “everyone can’t do everything but everyone can do something”, bersyukur atas setiap kondisi yang diterima dan dapat bermanfaat bagi sesama.
- Demikian kesimpulan dan refleksi materi modul 1.1.a.8 yang bisa saya sampaikan. Semoga kita sebagai bagian dalam tim pembelajar mampu konsiten dalam menerapkan pemikiran filosofi Pendidikan KHD agar tercipta harmonisasi pembelajaran merdeka.
- Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita sebagai pemimpin tim pembelajar yang professional.
- Salam sehat dan bahagia.
- Salam guru penggerak,
- Guru bergerak, Indonesia maju!
- Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI