Mohon tunggu...
Rusakata
Rusakata Mohon Tunggu... Konsultan - Pencatat Ide-Ide

Penjelajahan kata-kata demi mencari makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Malam Ini

27 Maret 2019   08:54 Diperbarui: 27 Maret 2019   08:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari atas ojek yang tak henti-hentinya mengeluh.
Ku tengadahkan kepalaku demi
semilir rindu yang menyelusup ulir-ulir telinga.
Langit malam ini sedikit kelabu
dengan semburat coklat seperti matamu. 

Nampaknya dia sedang bercermin kepada bumi. 

Kepada sumber kemalangan semesta yang penuh pesta pora. 

Aku yakin melihat bayangan diriku di atas sana menengadah
ke bawah di atas ojek yang lebih bahagia. 

Menyusuri awan yang menggumpal dari uap amarah
untuk kemudian luruh dalam rintik kesedihan yang menghidupi. 

Kacamataku basah, hujan datang lebih dulu 

sebelum abang ojekku sadar kalau dia membawaku ke kuburan. 

Rusakata
3 Juni 2016 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun