Hingga November 2016, Luhut memiliki mayoritas saham yaitu 62% pada perusahaan batu bara Toba Bara Sejahtera, yang memiliki tambang batu bara di Kalimantan dan membangun dua pembangkit listrik bertengara batu bara di Sulawesi.
Lalu dijuallah 62% saham tersebut ke Singapura bernama Highland Strategic Holdings yang disebut-sebut luhut menerima puluhan juta dollar.
Menurut penelusuran Tempo Luhut juga tercatat berkaitan dengan penguasaan tanah lebih dari 30 ribu hektar untuk lahan tambang dan sawit.
Bahkan baru-baru ini Luhut lah yang menawarkan belasan proyek infrastruktur ke China. Bisa dikatakan bahwa Luhut ini adalah seorang taipan. Belum lagi dibidang pertanian, perkebunan, dan sector-sektor lainnya.
Terlepas Rini ataupun Luhut, kita tak boleh menyimpulkan bahwa negara ini sedang sekarat. Fakta-fakta pertumbuhan ekonomi dan perdagangan sedikit membuat kita bernapas lega bahwa negara ini masih punya harapan.
Sedikit membuat kita optimis bahwa negara besar Indonesia tidak akan hancur hanya karena kelakuan segelintir orang saja.
Persoalan ini bukan tentang seberapa pandai dan licin sang nahkoda sebuah kementerian atau lembaga, namun masalah moralitas bahwa yang kita lakukan suatu saat nanti ketika menduduki kursi-kursi tersebut akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak dan yakin akan dimintai pertanggungjawaban kelak.
Mari bersama-sama bergandeng tangan bahwa Indonesia adalah . milik bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H