Dalam era media sosial yang terus berkembang, tren dan tantangan baru sering kali muncul dan menyebar dengan cepat di antara pengguna. Sayangnya, tren ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan psikologi perkembangan anak, terutama dengan peningkatan kasus self-harm. Banyak faktor yang berperan dalam maraknya self-harm, dan tren media sosial dapat menjadi faktor pemicu yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang melibatkan perusahaan media sosial, orang tua, pendidik, dan sumber daya kesehatan mental guna mengurangi dampak negatif self-harm. Terdapat cara-cara alternatif untuk menenangkan diri dan mencegah self-harm, seperti magic finger atau The Butterfly Project, yang mendorong individu untuk menghindari melukai diri sendiri dan menerima keadaan.
Daftar Referensi:
Irawan, A. (2022, Juli 12). Butterfly Project, Lawan Keinginan Self-Harm dengan Menggambar Kupu-Kupu. https://www.sehatq.com/artikel/butterfly-project
Luberingsih, Theresia Asri. (2023, Maret 2023). Fenomena Self Harm Di Kalangan Remaja. https://rs-amino.jatengprov.go.id/fenomena-self-harm-dikalangan-anak-muda/
Mawardi, I. (2023, Maret 20). Menteri PPPA Miris 49 Anak Jadi Korban Self Harm Gegara Konten Medsos. https://news.detik.com/berita/d-6629571/menteri-pppa-miris-49-anak-jadi-korban-self-harm-gegara-konten-medsos
Utami, G. (2021, April 30). Viralnya Perilaku Self-Harm di Sosial Media. https://www.kompasiana.com/neandanabizzle/608b3e728ede486c54080be2/viralnya-perilaku-self-harm-di-sosial-media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H